LIPI Kembangkan Obat Zoonosis

foto pikiran rakyat
Zoonosis atau penyakit yang ditularkan hewan vertebrata ke manusia, terus berkembang akibat perubahan iklim dan sebagainya. Namun, Indonesia belum memiliki fasilitas memadai untuk meneliti penyakit sejenis itu apalagi membuat obatnya.

Kebutuhan tersebut menjadi alasan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membangun fasilitas laboratorium biosafety level 3 (BSL-3) di kawasan pusat ilmu pengetahuan Cibinong Kabupaten Bogor. Pembangunannya dimulai setelah prosesi peletakan batu pertama pembangunan laboratorium tersebut, Jumat 6 April 2018.
"Dengan perubahan iklim akan menimbulkan penyakit-penyakit baru, antisipasi kita ke arah sana," kata Pelaksana Tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto di lokasi pembangunan. Ia mengakui obat-obatan penyakit tersebut harus diimpor karena pemerintah tidak memproduksinya di dalam negeri.
Fasilitas serupa ada di laboratorium kedokteran hewan (veteriner). Bedanya, kata Bambang, penelitian di laboratorium veteriner hanya untuk mengoleksi penyakit-penyakit zoonosis. Sedangkan penelitian yang dilakukan LIPI nanti untuk mengembangkan obat-obatan menggunakan sample penyakit tersebut.
Fasilitas BSL-3 diyakini bisa menjamin keselamatan para peneliti selama proses penelitian dari dampak penyakit yang ditelitinya. "Di sini ada clean room dengan level BSL-3 yang paling tinggi keamanannya. Laboratorium ini untuk mencegah kontaminasi," kata Bambang menegaskan.
Bambang menjelaskan penggunaan laboratorium tersebut bekerja sama dengan para ahli kedokteran dan veteriner. Khususnya untuk menguji efektivitas vaksin Tuberkulosis (TBC), Hepatitis dan penyakit infeksi lainnya yang terus berkembang di tengah masyarakat.

Tingginya kasus TBC

Perkembangan penyakit TBC di Kabupaten Bogor menyebabkan sebanyak 10.084 orang terjangkit hingga Maret 2018 lalu. Sepanjang 2017, Dinas Kesehatan setempat mencatat jumlah kasus TBC baru mencapai 8.000 kasus. Jumlah tersebut diperkirakan hanya 75 persen kasus yang terdeteksi pemerintah daerah.
Di sektor pangan, Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi Bambang Sunarko mengaku akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Penelitian lebih terfokus pada jenis pangan fungsional seperti suplemen makanan atau makanan pokok yang berguna sebagai obat.
Laboratorium tersebut menurutnya juga bisa mengembangkan senjata biologis dan mencari penangkal serangan senjata serupa. Penyakit yang ditularkan lewat serangan biologis seperti sindrom pernafasan akut (SARS) selama ini diakui terlalu beresiko untuk diteliti di Indonesia.
"Kita tidak berani melakukan penelitian tersebut sebelum punya laboratorium yang aman. Selama ini kita hindari," kata Bambang. Penelitian tersebut menurutnya baru dilakukan di negara-negara maju seperti Singapura. Termasuk untuk menentukan syarat kesehatan makanan sesuai regulasinya.
Lebih lanjut, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati mengakui pembangunan laboratorium tersebut dibiayai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pinjaman senilai Rp55 miliar itu termasuk untuk pengadaan peralatan laboratorium yang ditargetkan selesai akhir 2018. (piran rakyat).

Posting Komentar untuk "LIPI Kembangkan Obat Zoonosis"