humas pemkot bogor |
Dedie Rachim mengapresiasi keberadaan
fasilitas wisata dan edukasi baru di Kota Bogor. Namun di sisi lain Kota
Bogor harus mengantisipasi dampak dari hadirnya museum ini terhadap
trafik lalu lintas di pusat kota, khususnya Kebun Raya dan sekitarnya.
“Misalnya, harus diperhatikan berapa
jumlah target pengunjung museum, bagaimana dengan rasio tempat parkir.
Lahan parkirnya cukup atau tidak. Itu yang sederhana. Kemudian bagaimana
kedepan Kota Bogor mengantisipasi hal-hal seperti ini,” ungkap Dedie.
Kalau semakin banyak pusat-pusat
kegiatan di tengah Kota artinya lalu lintas bertambah macet. “Pemkot
akan mencoba mencari solusinya. Apakah dengan membangun tempat parkir
dengan konsep park and ride, kemudian juga mereka naik sarana
transportasi tertentu ke tempat-tempat wisata dan lain-lain,” jelasnya.
Dia menyebutkan, Museum Pertanian sangat
yang mendapatkan bantuan dari Belanda ini sangat bagus sebagai sarana
edukasi. Karena, kata dia, museum ini menampilkan sejarah panjang
pertanian Indonesia dari masa ke masa. Tujuannya, untuk mengenalkan
negara ini kepada dunia sebagai negara agraris dan siap menjadi lumbung
pangan dunia pada 2045.
“Kami mengapresiasi. Museum ini pasti
akan diharapkan mampu menarik perhatian pengunjung untuk datang kesini,
terutama pelajar dan mahasiswa,” imbuhnya.
Setelah diresmikan, Museum Pertanian ini
pun bisa langsung dikunjungi oleh masyarakat umum dan gratis selama
empat bulan. Museum ini juga akan menjadi salah satu destinasi wisata di
Kota Bogor yang terintegrasi dengan Kebun Raya Bogor.
Hadir pada kesempatan itu Duta Besar
negara sahabat, Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian, Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kemenpan RB,
Deputi Pangan dan Pertanian Kemenko Pertanian, Pejabat Eselon I dan II
di lingkup Kementan RI. (Humpro :Tria/Indra/Pri)
Posting Komentar untuk "Dedie Rachim Apresiasi Hadirnya Museum Pertanian di Kota Bogor"