foto humas pemkot bogor |
Sebagai tindak lanjut Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) dan Rapat Kerja Kesehatan Daerah
(Rakerkesda) Jawa Barat tahun 2019, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor
menggelar Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Tingkat Kota Bogor
tahun 2019 di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Kamis (11/04/2019). Acara
tersebut dibuka secara resmi Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bogor, Ade
Sarip Hidayat.
Rakerkesda Kota Bogor tahun 2019 yang
diikuti 200 peserta dari semua komponen kesehatan dan perangkat daerah
Kota Bogor, menurut Ade memiliki tujuan, yakni ingin meningkatkan peran
para pemangku kepentingan dalam mewujudkan dan meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat melalui pendekatan keluarga.
“Bicara pemangku kepentingan berarti
mencakup semua, termasuk rekan-rekan di RSUD Kota Bogor dan rumah sakit
lainnya di Kota Bogor, tidak hanya pemerintah daerah. Semua memiliki
komitmen untuk membuat Kota Bogor menjadi sehat, berporos dari mimpi dan
harapan Pemerintah Kota Bogor, membuat Kota Bogor jadi sehat dan
masyarakatnya madani,” kata Ade dalam sambutannya.
Sekretaris Dinkes Kota Bogor, Ratna Dyah
Mutiarani yang juga selaku Ketua Pelaksana Rakerkesda menjelaskan, akan
ada beberapa rencana aksi yang perlu disinergiskan dalam aksi penurunan
angka kematian ibu dan angka kematian neonatal, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular, penurunan stunting, pengendalian
tuberkulosis dan peningkatan cakupan imunisasi secara lebih umum serta
mencapai standar pelayanan minimal bidang kesehatan dengan pendekatan
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Tujuan lain kegiatan ini diantaranya
terwujudnya Standar Pelayanan Minimal (SPM), terlaksananya percepatan
lima program prioritas dan optimalisasi penguatan sistem rujukan di Kota
Bogor. Selain itu juga diharapkan mampu menghasilkan susunan rencana
aksi implementasi SPM dan program prioritas dengan pendekatan PIS PK,”
katanya.
Dalam raker yang berlangsung selama dua
hari, 11-12 April 2019 ini akan dibahas beberapa isu penting bidang
kesehatan dan adanya masukkan dari para pemangku kepentingan serta Focus
Group Discussion (FGD) kesehatan dari 5 program prioritas Kota Bogor.
Sekretaris Dinkes Pemprov Jawa Barat,
Uus Sukmara, menyampaikan informasi tentang isu pembangunan kesehatan
yang saat ini dihadapkan pada transisi. Ada tiga masalah besar, yaitu
penyakit menular masih cukup tinggi, penyakit tidak menular semakin
bertambah dan munculnya kembali penyakit yang selama ini sudah hampir
berkurang.
“Hal-hal yang berkaitan dengan penyakit
menular berkaitan pula dengan semakin meningkatnya biaya pembangunan
kesehatan,” ujarnya.
Upaya pengendaliannya kata Uus Sukmara
menjadi menjadi salah satu prioritas dalam rakerkesda. Munculnya
penyakit yang selama ini sudah lama berkurang, salah satunya TBC. Faktor
kemampuan transfusi TBC pada saat ini semakin meningkat,
pengendaliannya tidak bisa dilakukan hanya oleh unsur-unsur kesehatan,
faktor perilaku dan kondisi lingkungan menyebabkan transfusi TBC dengan
mudah menyebar.
“TBC pun menjadi salah satu program prioritas yang harus dilaksanakan dan dibahas dalam raker ini,” jelas Uus Sukmara.
Semakin menurunnya rasio tenaga
spesialis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL), penambahan
dokter spesialis tidak semudah dan secepat bertambahnya rumah sakit, di
tingkat dasar kurang tenaga paramedis, bahkan sampai kekurangan tenaga
akuntansi. Menurut Uus, ini persoalan SDM kesehatan yang dihadapi,
kendala lain adalah terbatasnya kuota dari Kementerian PAN RB. Melalui
kebijakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), diharapkan
kebutuhan tenaga kesehatan dapat terpenuhi. (Humpro:rabas/indra-SZ)
Posting Komentar untuk "Rakerkesda Kota Bogor Bahas Rencana Aksi 2019"