Ilustrasi |
Pemerintah Kota Bogor tengah mengkaji
pembangunan moda transportasi massal dalam kota yang akan terintegrasi
dengan Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) pada 2020
mendatang. Ada dua pilihan jenis alat transportasi yang disuguhkan,
yakni trem dan monorel.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota
Bogor Dedie Rachim setelah beraudiensi dengan Colas Group di Paseban
Narayana, Komplek Balai Kota Bogor, Kamis (23/5/2019). Colas Group
merupakan sebuah perusahaan jasa konstruksi asal Prancis dengan
spesialisasi bidang pembangunan jalan dan rel.
Colas Group, kata Dedie, menyampaikan
beberapa hal diantaranya kaitan bantuan hibah trem listrik dari
pemerintah Belanda kepada Indonesia, khususnya untuk Kota Bogor.
"Jadi tadi kami diskusikan bersama
Kepala Bappeda dan Dinas Perhubungan tentang rencana-rencana atau kajian
apa saja yang harus dilakukan Pemkot Bogor dalam mempersiapkan secara
keseluruhan terkait masuknya LRT ke Kota Bogor," ujar Dedie.
Mantan direktur pada Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) ini melanjutkan, bahwa perusahaan asal
Perancis tersebut menawarkan sebuah moda transportasi massal berupa trem
untuk Kota Bogor. "Saat ini Pemkot perlu menimbang dan mengkaji
terdahulu apakah akan menggunakan trem atau monorel?," kata dia.
Dalam audiensi tersebut turut hadir
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Kepala Bappeda Kota Bogor, dan
Perwakilan Colas Group. (Humpro :Alif/Ryan/Pri).
Posting Komentar untuk "Pemkot Bogor Dapat Hibah Trem Listrik dari Belanda, Dedie Rachim: Kita Kaji Dulu"