Kekhususan Beribadah di Masjidil Haram dan Nabawi

Untuk apa kita jauh-jauh jika bukan untuk ibadah. Selesai melaksanakan umrah atau haji, masih banyak kesempatan kita untuk memperkaya ibadah. Di Masjidil Haram, misalnya, kita bisa memperbanyak iktikaf atau tawaf. Di Masjid Nabawi kita bisa melakukan hal yang sama.

Masjidil Haram

Sebab, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi memiliki kemuliaan tersendiri. Ibadah di Masjidil Haram lebih baik dari 100.000 kali di tempat lain. Di Masjid Nabawi lebih baik dari 1.000 kali di tempat lain.
Bersabda Nabi  Muhamamd SAW: "Barangsiapa membangun masjid karena Allah walaupun sebesar sarang burung, niscaya didirikan oleh Allah baginya sebuah mahligai di dalam sorga. Hadis ini diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Usman.

Rasulullah bersabda: "Barangsiapa hatinya sayang kepada masjid, niscaya ia disayangi Allah Taala." Sabdanya yang lain: "Apabila masuk seorang kamu ke dalam masjid, maka hendaklah ia  rukuk (mengerjakan shalat) dua rakaat sebelum duduk."

Rasululah bersabda: "Tak ada salat bagi orang yang bertetangga dengan masjid, melainkan dalam masjid." Bersabda Nabi Muhammad: "Malaikat-malaikat itu berdoa kepada seseorang kamu, selama ia masih pada tempat salatnya, di mana ia mengerjakan salat pada tempat itu, dengan doa : "Ya Allah, ya Tuhanku! Berikanlah rahmat kepadanya! Ya Allah, ya Tuhanku! Kasihanilah dia! Ya Allah, ya Tuhanku! Ampunilah dosanya, selama dia tidak bercakap-cakap atau keluar dari masjid itu!".

Rasulullah bersabda: "Akan datang pada akhir zaman, segolongan manusia daripada ummatku yang mendatangi masjid, lalu duduk di dalamnya berlingkar-lingkaran. Pembicaraan mereka adalah dunia dan mencintai dunia, maka janganlah engkau duduk bersama mereka! Tiadalah suatu hajat dengan mereka bagi Allah".

Bersabda Nabi Muhammad: "Berfirman Allah Taala pada sebahagian kitab-kitab, "Bahwa rumahKu (rumah tempat menyebut namaNya dan mengingatiNya) di bumiku ialah masjid. Orang-orang yang berziarah kepadaKu dibumiKu ialah orang-orang yang meramaikan masjid-masjid. Maka selamatlah bagi hambaKu yang bersuci di rumahnya, kemudian menziarahi Aku di rumahKu. Maka sebenarnya atas yang diziarahi (dikunjungi) memuliakan yang berziarah (yang mengunjungi)." Dalam sabdanya yang lain: "Apabila kamu melihat orang yang biasa ke masjid, maka saksikan baginya dengan keimanan." 

Said bin Al-Musayyab berkata: "Barangsiapa duduk di dalam masjid, maka sesungguhnya ia duduk bersama Tuhannya. Maka tiada berhak ia mengatakan melainkan yang baik." Dalam perkataan sahabat (atsar) atau dalam hadis disebutkan: "Berbicara di dalam masjid itu memakan segala kebajikan, sebagaimana binatang ternak memakan rumput."

An-Nakha'i berkata: "Adalah mereka berpendapat bahwa berjalan dalam malam yang gelap ke masjid adalah mewajibkan surga!',

Berkata Anas bin Malik : "Barangsiapa memasang lampu dalam masjid, niscaya senantiasalah para malaikat dan pemikul 'Arasy meminta ampun baginya selama masih ada cahaya lampunya di dalam masjid itu."

Berkata Ali RA: "Apabila meninggal dunia seorang hamba, maka ia ditangisi oleh musallanya dari bumi dan oleh pembawa naik amalannya dari langit." Berkata Ibnu Abbas RA: "Bumi menangisinya empat puluh pagi." Berkata 'Atha' Al-Khurasani : "Tidaklah seorang hamba yang bersujud kepada Allah satu sujud pada suatu pelosok dari pelosok-peIosok bumi, melainkan pelosok itu naik saksi baginya pada hari qiamat dan menangisi kepadanya pada hari ia meninggal dunia".

Berkata Anas bin Malik: "Tiadalah suatu pelosok yang disebutkan nama Allah padanya dengan salat atau dengan zikir melainkan pelosok itu membanggakan diri dengan pelosok-pelosok lain disekitarnya. Dan merasa gembira dengan mengingati Allah 'Azza wa Jalla sampai kepada lapisannya yang paling penghabisan dari tujuh lapisan bumi. Dan tiadalah seorang hamba yang bangun berdiri mengerjakan salat melainkan terhiaslah bumi karenanya."

Sebagian ulama berkata: "Tiadalah suatu tempat yang di tempati suatu kaum, melainkan jadilah tempat itu sebagai tempat berdoa kepada mereka atau tempat yang mengutuknya".

Adab di Masjid

Selama di masjid kita dilarang membicarakan soal duniawi. Usahakan selama di masjid untuk mencari teman baru untuk memperbanyak saudara seiman. Perbanyak menolong sesama, minimal misalnya mengambilkan air minum Zamzam kepada orang lain.

Perbanyak salat dan membaca Al-Quran selama di dua masjid ini. Perlu diingat bahwa salat 12 rekaat sama dengan membangun sebuah istana di surga. Tawaf selama di masjidil haram adalah amalan yang sangat dianjurkan. Dan jangan lupa unuk berniat iktikaf selama dalam masjid itu. Karena iktikaf itu ibadah maka hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang suci. Artinya, harus dengan wudlu.

Memandang kakbah adalagh ibadah tersendiri. Rasulullah bersabda ada beberapa hal yang memandangnya saja termasuk ibadah. Yaitu antara lain memandang kakbah, mushaf Al-Quran, memandang wajah langsung orang tua, dan memandang wajah orang alim. (*)

Posting Komentar untuk "Kekhususan Beribadah di Masjidil Haram dan Nabawi"