Satu Orang Meninggal Saat Demo Protes Lockdown di Lebanon

Satu orang tewas dan 200 lainnya terluka di kota Tripoli, Lebanon, pada malam ketiga unjuk rasa menentang pemberlakuan lockdown. Bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran  pada hari Rabu malam (27/1/2021)  makin memperburuk krisis ekonomi yang terjadi di Tripoli.

demo di lebanon dekat kantor gubernur lebanon utara di tripoli memprotes lockdown. foto fathi al-masri/afp

Omar Tayba, 29, meninggal karena  menderita luka tembak pada Rabu malam, menjadi korban tewas pertama dari protes yang meletus mulai awal pekan ini.

Para pengunjuk rasa melemparkan bom bensin dan batu ke arah pasukan keamanan, yang kemudian oleh aparat kemanan dengan sambut  dengan gas air mata, kata seorang koresponden AFP.

Kantor Berita Nasional yang dilansir Aljazeera.com, mengatakan 226 orang terluka pada malam itu - 102 di antaranya dirawat oleh Palang Merah Lebanon, dan 124 lainnya oleh Asosiasi Medis Islam.

Di Twitter, pasukan keamanan melaporkan sembilan orang dari pihak keamanan terluka akibat bentrok tersebut.

“Kami di sini untuk meminta makanan. Orang-orang lapar,” kata pengunjuk rasa berusia 20 tahun, Mohammed Ezzedine. “Sudah waktunya bagi orang-orang untuk turun ke jalan.”

Tripoli sudah menjadi salah satu daerah termiskin di Lebanon sebelum pandemi virus corona dan adanya pandemi covid-19 menambah kesengsaraan baru ke dalam krisis ekonomi tambah parah.

Banyak penduduknya tidak memiliki penghasilan sejak Lebanon memberlakukan lockdown penuh awal bulan ini dalam upaya untuk membendung lonjakan kasus COVID-19 dan mencegah rumah sakitnya kewalahan.

Jam malam sepanjang waktu diberlakukan di seluruh negeri dan belanja bahan makanan dibatasi untuk pengiriman ke rumah, yang seringkali tidak tersedia di daerah miskin.

Pihak berwenang telah memperpanjang Lockdownn selama dua minggu hingga 8 Februari.

Lebanon telah mencatat hampir 289.000 kasus COVID-19 dan lebih dari 2.500 kematian sejak pandemi virus corona muncul.

Lonjakan infeksi terjadi di atas krisis ekonomi terburuk negara itu sejak perang saudara selama 15 tahun berakhir pada 1990.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat, separuh dari populasi Lebanon sekarang miskin, dan hampir seperempat dari mereka hidup dalam kemiskinan ekstrim. (aljazeera|azka).

Berbagi :