Tempat Tempat Ziarah di Makkah Al Mukarramah (Bag 5)


Masjid al-Khaef

Masjid Al-Kheif terhitung salah satu masjid yang sangat bersejarah di Mina. Al-Kheif adalah bahasa Arab, artinya tempat naik dan turun permukaan gunung. Dinamakan Kheif karena masjid ini terletak di tepi turunan bukit yang keras dan di atas tempat turunnya air. Bukit-bukit itu saat ini diratakan lalu dijadikan perkemahan.

Masjid ini terletak di sebelah selatan bukit Mina, tidak berjauhan dengan tempat lempar Jumratul Shughra’ dan tidak sedikit dikunjungi jama’ah haji dari seluruh pelosok dunia untuk mengambil barakahnya karena masjid ini memiliki banyak keistimewaan.

Imam Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi berkata: “Telah shalat di masjid al-Kheif 70 nabi.”
Masjid Kheif merupakan tempat shalat Rasulullah SAW selama tinggal di Mina dan telah ditentukan
tempatnya shalat Nabi di masjid tersebut. 

Tempat shalat Nabi dulu adalah Kubbah, yang letaknya di tengah masjid. Sebelum masjid direnovasi, kubbah sangat populer dan diketahui banyak orang. 

Syeikh Al-Azraqi meriwayatkan dari kakeknya dari Abdul Majid dari Ibnu Juraih dari Ismalil bin Umayah sesungguhnya Khalid bin Madras mengabarkan bahwa ia melihat beberapa orang tua dari kabilah al-Anshar mencari tempat salat Rasulullah di Masjid Kheif di muka menara masjid dekat dengannya.

Masjid kheif mewakili masjid-masjid bersejarah dalam Islam dan melambangkan syiar Islam yang menonjol di kawasan Mina. Mesjid ini sekarang telah diperluas dan dipugar pada 1407 H dan menjadi masjid
terbesar di Mina yang bisa menampung ribuan orang.

Diriwayatkan sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Telah salat di Masjid Kheif 70 nabi,25 di antara mereka nabi Musa AS, seolah-olah aku melihatnya memakai dua pakaian ihram terbuat dari katun, ia berihram di atas unta."


Masjid Hudaibiyah

Masjid ini terletak di daerah Hudaibiyah, daerah yang terletak di antara Makkah ke Jeddah. Jaraknya kurang lebih 25 kilometer dari Masjidil Haram. Daerah itu sekarang dikenal dengan nama daerah Al- Syumaisyi.

Nama Hudaibiyah berasal dari nama seorang laki-laki penggali sumur di tempat tersebut, yang kemudian nama itu dinisbatkan untuk nama sumur dan daerah Hudaibiyah. Di dekat sumur iu terdapat pohon yang rindang, namanya pohon Hadba’. Pohon yang menjadi saksi bisu peristiwa bai’at itu sekarang sudah tidak ada lagi. 

Di bawah pohon itulah telah terjadi bai’at pada 7 H yang disebut juga dengan bai’at al-Ridhwan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah mengundang sekitar 1400 orang untuk berbuat bai’ait kepadanya di daerah Hudaibiyah. Bai’at ini terjadi di bawah pohon sebagaimana tertera dalam Al-Quran surat al-Fath: 18

”Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang Mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon.”

Di daerah ini pula dan di tahun yang sama telah terjadi perdamaian antara Rasulullah SAW dengan orang-orang kafir Makkah. Perjanjian berlaku 10 tahun, ditulis oleh Ali bin Abi thalib RA. Setelah perdamaian berjalan dua tahun, kaum kafir Makkah melanggar perjanjian tersebut. Perdamaian ini terkenal dengan nama Perdamaian Hudaibiyah.

Di daerah itu telah dibangun lagi sebuah masjid yang diberi nama Masjid Ar-Ridhwan. Masjid kuno ini masih bertahan dan dibangun sebelahnya sebuah masjid baru yang berdampingan dengan masjid lama. #Dinukil dari buku Tuntunan haji dan umrah Ditjen PHU Kemenag RI


Posting Komentar untuk "Tempat Tempat Ziarah di Makkah Al Mukarramah (Bag 5) "