Kartu Pos Malcolm X dan Kenangan Haji Malik Al-Shabazz

Akun @Alhamdhulillaah pada Ahad (21/2/2021) tiba-tiba men-tweet post-card (kartu pos) yang ditulis oleh Malcolm X pendiri asosiasi muslim Amerika, saat menunaikan ibadah haji. Pada kartu pos tersebut tertera tanggal 25 April 1964 ia menulis surat untuk saudaranya di AS tentang kenangan menjalankan haji.

Kartu pos Malcolm X yang diunggah akun @Alhamdhulillaah itu ternyata dalam rangka memperingati meninggalnya Malcolm X. Ia meninggal karena ditembak oleh militer Amerika pada 21 Februari 1965.

Setelah menunaikan haji pada 1964, Malcolm X mendapat nama baru dari Raja Saudi dengan gelar   Al-Hajj Malik Al-Shabazz رحمه الله. Namun lingkungannya lebih akrab memanggil dengan Malcolm X.

Sebagai aktivis Nation of Islam (NOI), Malcolm menggunakan banyak kesempatan untuk menyuarakan perlawanan terhadap rasisme dan superioritas kulit putih. Dia berupaya membangkitkan kesadaran dan harga diri kaum kulit hitam, terutama melalui pendidikan.

NOI pusat memercayakannya sebagai kepala cabang di Harlem, New York. Mulai era 1960-an, namanya sudah terkenal sebagai pembela hak-hak kulit hitam di tingkat nasional.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) saat itu mulai menudingnya dengan pelbagai dalih, mulai dari simpatisan komunis, hingga ancaman bagi keamanan negeri. Keseharian Malcolm di ruang publik tidak lepas dari mata-mata penguasa.

al-hajj malik al-shabazz atau malcolm x (foto instagram)
Pada tahun 1964, Malcolm X berkesempatan menunaikan ibadah haji. Kunjungan ke Tanah Suci pun dilanjutkannya dengan menemui sejumlah tokoh sipil di negara-negara Asia Barat dan Afrika. Di Kairo, Mesir, dia mengikuti forum Organisasi Persatuan Afrika (OAU), sebagai utusan OAAU. Pangeran Faisal dari Arab Saudi bahkan mengundangnya sebagai tamu negara.

Demikian pula dengan para pemimpin lainnya, yakni Kwame Nkrumah dari Ghana, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan pemimpin revolusioner Aljazair Ahmed Ben Bella. Malcolm X juga didaulat sebagai pembicara di kampus tertua di Nigeria, Universitas Ibadan.

Dalam menjalankan ibadah haji, ia menemukan hal-hal spiritual  yang dirasakan paling berkesan di dalam hatinya. Keagungan ibadah haji itulah yang memesona Malcolm X. 

Katanya Dia berkata, "Mereka bertanya apa kesan yang paling mendalam bagi saya dari ibadah haji. Saya katakan, kebersamaan! Orang-orang dari segala ras, warna kulit, asal negara di dunia semua datang bersama-sama sebagai satu (umat)!" Lebih lanjut, seperti tergambar dalam autobiografinya, Malcolm X ingin agar Amerika Serikat (AS) belajar banyak hal dari Islam.

Menurut dia, Amerika sudah sepantasnya memahami agama ini dari dekat. Karena Islam adalah satu-satunya agama yang menghapus segala masalah rasial dari semua masyarakat. 

"Anda boleh jadi terkejut mendengar kata-kata ini keluar dari mulut saya. Tetapi, dari ibadah haji ini, apa yang saya lihat, saya alami, telah membuat saya mengubah pola-pola pikir yang sebelumnya saya yakini," ujar Malcolm X.

Perubahan itu tampak dari caranya melihat kaum kulit putih. Di Tanah Suci, dia menjumpai banyak orang kulit putih yang ramah terhadapnya. Mereka sama sekali memandangnya sebagai sesama manusia.

Muncul kesadaran yang teguh bahwa Allah menciptakan perbedaan rasial atau kebangsaan semata-mata agar manusia saling mengenal. Malcolm X menyebut kesadaran ini timbul dari dialognya dengan para tokoh negara-negara Afrika.

"Menyimak (pemikiran) para pemimpin, seperti Nasser, Ben Bella, dan Nkrumah telah menyadarkan saya tentang bahaya rasisme. Saya akhirnya menyadari, rasisme tidak hanya soal hitam dan putih. Ini lebih sebagai pemicu pertumpahan darah di tiap bangsa di muka bumi," ujarnya dalam wawancara dengan jurnalis kulit hitam AS, Gordon Parks.

Setelah menjadi seorang haji, Malcolm X merasa ancaman kian dekat padanya. Kepada Gordon Parks dia sempat mengungkapkan, justru orang-orang dari NOI kini mulai memburunya. Perasaan itu akhirnya terbukti nyata benar. (rol|azka|mnm).

Posting Komentar untuk "Kartu Pos Malcolm X dan Kenangan Haji Malik Al-Shabazz"