Kemenag Balikpapan: Banyak Calon Jamaah Haji yang Tidak Bisa Baca Al-Qur'an

Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan, Drs.H. Sartono, MM mengugkapkan keprihatiannya masih banyaknya calon jamaah haji yang berangkat ke tanah suci belum bisa membaca huruf  Al-Qur'an.

foto kemenag kota balikpapan

Hal ini disampaikannya saat dirinya menyerahkan piagam penghargaan dari Kakanwil Kemenag Kalimantan Timur kepada Kasi PHU Kemenag Kota Balikpapan atas inovasi yang dilakukan dalam menyampaikan bimbingan manasik haji dimasa pandemi ini.

“Sebenarnya masih banyak jamaah haji kita yang berangkat haji tidak bisa membaca Al-Qur’an, sehingga saya menyambut dan mengapresiasi inovasi dari teman-teman seksi PHU atas program ini dan semoga tetap selalu berorientasi memberikan layanan terbaik kepada masyarakat pada umumnya dan jamaah haji pada khususnya,” kata Sartono.

Sebagaimana diketahui bahwa penundaan pemberangkatan jamaah haji pada musim haji 2020 berdampak kepada perubahan pola pembinaan kepada jamaah haji yang seharusnya dilakukan secara tatap muka beralih kepada pembinaan secara daring/online. 

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang tersedia, Seksi PHU melihat perlunya penambahan muatan bimbingan yang selama ini hanya kepada manasik haji. Seksi PHU melakukan muatan baru yaitu menghadirkan program “jamaah haji bisa mengaji”.

“Progam jamaah haji bisa mengaji ini muncul bermula dari keluhan salah seorang jamaah pada saat menerima buku bimbingan manasik haji yang mengeluhkan tidak adanya tulisan latin didalamnya, disebabkan tidak bisa membaca tulisan arab. Oleh karena itulah kami mencoba mencari format bagaimana bisa membantu jamaah,” ujar Kasi PHU Kemenag  Kota Balikpapan H. Masrivani, S. Ag, M. H.

Adanya keluhan tersebut, pihaknya membuka kelas mengaji untuk jamaah haji dan terdaftar 30 jamaah  yang sama sekali belum bisa membaca Al-Qur’an. 

"Yang membuat kami salut dan terharu adalah seluruh pesertanya adalah usia diatas 45 sampai 71 tahun dan pengajarannya menggunakan aplikasi zoom karena dimasa pandemic covid 19," ujar Masriyani menerangkan yang dilansir situs kemenag kota balikpapan.

Metode yang digunakan, ungkapnya lagi, adalah Iqra dan alhamdulillah seluruh peserta telah menyelesaikan pembelajaran dalam waktu kurang lebih 4 bulan. 

"Dan sampai saat ini masih berlanjut dengan tadarrus Al-Qur’an untuk menjaga bacaan mereka. Serta akan dibuka kembali kelas baru atas permintaan beberapa jamaah haji lainnya,” pungkas Masriyani. (kmg|alfa).

4 komentar untuk "Kemenag Balikpapan: Banyak Calon Jamaah Haji yang Tidak Bisa Baca Al-Qur'an"

  1. Sy pikir benar, jangankan baca alquran berbahasa Indonesia saja tdk bisa. kasus ini sy temukan pada hajian thn 2001 ada jama'ah mengalami muskilat ttp ketika sy bantu mereka hanya bisa berbahasa daerahnya.( jadi ya sama2 kesulitan ������)
    Mari kita tingkatkan kemampuan jama'ah & haji indonesia.
    H. Idris, Semarang

    BalasHapus
  2. Saya Juga Pak Idris, waktu itu nemu jamaah nyasar, dari Padang dan Manado, 22nya ngga bisa bahasa Indonesia... Dan pas saya bantu, saya malah dicurigain mau buat jahat...

    BalasHapus
  3. Saya Juga Pak Idris, waktu itu nemu jamaah nyasar, dari Padang dan Manado, 22nya ngga bisa bahasa Indonesia... Dan pas saya bantu, saya malah dicurigain mau buat jahat...
    H Faqih, Condet Jakarta Timur.

    BalasHapus
  4. ������ thn yg sama 2 orang laki2 asal klmtn mlh balik mencurigaiku pak tapi begitu sy antar arah roudloh baru dia sadar dan nangis2 & berterimakasih.
    H Idris, Semarang

    BalasHapus