Para pelajar dihimbau untuk mewaspadai penyebaran radikalisme melalui berbagai platform media sosial. Temuan riset Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2020 yang melaporkan potensi generasi Z pada rentang usia 14-19 tahun, yang terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen. Sementara generasi millenial yang berumur 20-39 tahun mencapai 12,4 persen.
ketua mpr bambang soesatyo menerima pengurus pii. foto humas mpr |
"Dari
segi jenis kelamin, persentase perempuan yang terpapar paham
radikalisme mencapai 12,3 persen, sedangkan kaum laki-laki sebesar 12,1
persen. Gen Z dan milenial menjadi sasaran empuk lantaran mereka sangat
aktif mengakses internet dan pengguna aktif berbagai platform media
sosial," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya.
Para
pengurus PII yang hadir antara lain Ketua Umum Husin Tasrik, Korps PII
Wati Azkia, Badan Pengembangan Organisasi Ikhsan Azhar, dan Badan
Pengembangan Pelajar Afian Dwi Prasetyo.
Ketua
MPR ini menjelaskan dengan menstir laporan Hootsuite dan We Are
Social 2020, dari 175,3 juta penduduk Indonesia yang sudah terkoneksi
internet, rata-rata menghabiskan hampir delapan jam untuk berselancar di
internet.
Mayoritasnya, sebanyak 171 juta atau 98 persen dari pengguna
internet Indonesia, menggunakan ponsel untuk mengakses internet.
"Menurut
BNPT, sebanyak 82,8 persen pengguna internet di Indonesia pernah
menerima informasi keagamaan via internet. Jika tidak hati-hati, mereka
bisa saja mendapatkan informasi yang sesat, sehingga malah melahirkan
radikalisme dan ekstrimisme," jelas Bamsoet.
Dia juga mendorong para pemuda di berbagai
organisasi bernafaskan keagamaan seperti PII untuk aktif menyebarkan
narasi keagamaan yang mencerahkan di berbagai platform media sosial.
Dengan demikian bisa menekan penyebaran radikalisme dan ekstrimisme di
media sosial.
Posting Komentar untuk "Ketua MPR Ajak PII Tangkal Paham Radikalisme"