Gempat 8,1 SR di Selandia Baru, Dubes RI: WNI Dalam Kondisi Aman

Gempa bumi berkekuatan 8,1 skla richter yang  melanda di lepas pantai Selandia Baru pada hari Jumat, mendorong ribuan orang untuk mengungsi dan memicu peringatan tsunami di seluruh Pasifik Selatan.

Gempa tersebut merupakan yang terbesar dalam serangkaian gempa yang melanda wilayah tersebut selama beberapa jam, termasuk dua gempa sebelumnya yang berkekuatan 7,4 dan 7,3 skala Richter.

Meskipun gempa tersebut memicu sistem peringatan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas dan beberapa kekacauan di Selandia Baru saat orang-orang berebut untuk mencapai tempat yang lebih tinggi, gempa tersebut tampaknya tidak menimbulkan kerusakan yang meluas terhadap kehidupan atau infrastruktur.

Kedutaan Besar RI di Selandia Baru mengatakan seluruh warga Indonesia telah diminta untuk mengevakuasi ke tempat tinggi setelah peringatan Tsunami keluar akibat tiga gempa besar yang melanda negara itu pada Jumat (5/3/2021).

Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan imbauan dan berkoordinasi dengan simpul-simpul WNI untuk memonitor situasi mereka di sana.

"Sejak gempa pertama kami terus berkoordinasi dengan kepala-kepala WNI yang tersebar di seluruh Selandia Baru khususnya di pusat gempa," kata Tantowi yang dilansir  CNNIndonesia.com.

"Menurut laporan dari teman-teman yang berada di lokasi gempa, sudah dilakukan evakuasi termasuk para WNI untuk meninggalkan dan mengosongkan rumah mereka dan cari tempat aman di perbukitan," paparnya menambahkan.


Tantowi mengatakan ada sekitar 7.000 WNI yang tinggal di Selandia Baru saat ini. Ia mengatakan lebih dari 50 persen WNI tinggal di pulau utara Selandia Baru, tepatnya Auckland dan sekitarnya.

Sementara itu, Tantowi mengatakan ketiga gempa terjadi sekitar 700 kilometer dari utara Wellington. Ia mengatakan gempa pertama magnitudo 7,3 terjadi sekitar pukul 02.30 dini hari waktu setempat.

Empat jam kemudian, kata Tantowi, gempa susulan berkekuatan 7,1 terjadi sekitar pukul 06.30.

"Sekitar pukul 9.45 waktu setempat terjadi lagi gempa susulan sebesar 8,1. Ini membuat pemerintah memberlakukan peringatan tsunami," ujar Tantowi.

"Saat ini semua aman dan terkendali, tidak ada warga termasuk WNI yang menjadi korban akibat gempa, warga juga sudah bisa kembali ke rumah namun masih dilarang untuk mendekati pantai dan melakukan aktivitas lain di pesisir," kata Tantowi.

Peringatan serupa juga dikeluarkan untuk warga yang berada di daerah lain di Kepulauan Pasifik seperti Tonga, Samoa Amerika, Fiji, Vanuatu, Hawaii, dan kepulauan di sekitarnya.

"Semoga semua baik-baik saja di luar sana," tulis Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di akun Facebooknya.

Setelah gempa terbesar, otoritas pertahanan sipil di Selandia Baru mengatakan kepada orang-orang di daerah tertentu di Pantai Timur Pulau Utara bahwa mereka harus segera pindah ke tempat yang lebih tinggi dan tidak tinggal di rumah mereka. Mereka mengatakan tsunami yang merusak mungkin saja terjadi.

Sistem Peringatan Tsunami AS juga memperingatkan bahwa gempa yang lebih besar dapat menyebabkan gelombang tsunami antara 1 hingga 3 meter (3 hingga 10 kaki) di Polinesia Prancis dan gelombang hingga 1 meter (3 kaki) di Niue, Kaledonia Baru, dan Kepulauan Solomon. 

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengatakan tsunami bisa menyerang Hawaii.

Survei Geologi AS mengatakan gempa yang lebih besar berpusat di Kepulauan Kermadec yang terpencil pada kedalaman 19 kilometer (12 mil).

Pejabat di Selandia Baru beberapa jam sebelumnya mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir setelah gempa pertama  menghantam pantai timur laut sekitar pukul 3 pagi hari Jumat. Tidak ada laporan langsung tentang kerusakan atau korban yang serius, dan peringatan itu dicabut tepat sebelum gempa yang lebih besar melanda.

Survei Geologi AS melaporkan gempa pertama berpusat pada kedalaman 21 kilometer (13 mil) di bawah laut sekitar 174 kilometer (108 mil) timur laut kota Gisborne. Ini  dirasakan secara luas di Selandia Baru, dan penduduk di kota-kota besar Auckland, Wellington, dan Christchurch dilaporkan terguncang.

Pada 2011, gempa berkekuatan 6,3 melanda kota Christchurch, menewaskan 185 orang dan menghancurkan sebagian besar pusat kota. (an|cnn|azka). 

Posting Komentar untuk "Gempat 8,1 SR di Selandia Baru, Dubes RI: WNI Dalam Kondisi Aman"