Pembangunan masjid hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA), Syeikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo resmi dibangun di Solo dengan ditandai peletakan batu pertama, pada Sabtu (6/2/2021).
peletakan batu pertama pembangunan masjid syeikh zayed di solo (foto humas jateng) |
Acara tersebut dihadiri Menteri Energi UEA Suhail Al
Mazrroui, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN RI Erick
Thohir, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dan Wali Kota
Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Rencananya, masjid yang akan menghabiskan biaya Rp 5,7
triliun itu bukan hanya untuk tempat ibadah, tapi juga destinasi wisata
religi di Jawa Tengah, terutama di Solo.
“Kami berusaha membangun masjid mendekati Masjid Sheikh
Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi. Arsitekturnya sangat istimewa, sehingga
bukan hanya untuk ibadah, tapi juga destinasi wisata religi,”
ujar Menteri Energi UEA Suhail Al Mazrroui.
Pihaknya mengaku bangga karena masjid yang dibangun itu
dinamai Masjid Raya Syeikh Zayed Solo. Yakni nama dari pendiri Uni
Emirat Arab, Syaikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan.
“Kami berharap ini menjadi wisata religi yang membanggakan, sehingga dapat menarik banyak wisatawan,” lanjutnya.
Dia mengaku bangga terhadap
Indonesia, yang merupakan negara Islam terbesar, yang kompetitif di
bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan.
“Kami berharap Indonesia menjadi model dunia, di sektor ekonomi, karena Indonesia punya wibawa tersendiri,” tutur dia.
Sementara, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Choumas
menuturkan hadiah pembangunan masjid kali ini sebagai bukti hubungan
baik antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab, yang akan terus
ditingkatkan.
“Atas nama pribadi, menteri, dan bangsa Indonesia saya berterima kasih atas (hadiah) bangunan masjid ini,” paparnya.
Gus Yaqut, sapaannya, berharap hubungan tersebut dapat meningkatkan pengembangan toleransi dan moderasi di Indonesia.
“Mudah-mudahan, kita tahu Uni Emirat Arab negara di
Timur Tengah yang terkenal dengan toleransi, sehingga ini bisa
menginspirasi kita kembali untuk mengembangkan toleransi dan moderasi,”
tandasnya dilansir Humas Jateng.
Diketahui, rencananya masjid yang menghabiskan biaya
Rp5,7 triliun itu akan mampu menampung 12.000 orang jemaah. Selain
masjid di Gilingan, Solo, Pangeran UEA juga berencana membangun Islamic
Center yang membutuhkan lahan seluas empat hektare.
Pusat Pembelajaran
Islam tersebut tidak bisa dibangun di lokasi yang sama karena besarnya
ukuran masjid. (ulul|alfa).
Masyaallah...
BalasHapusAde, Subang