TAFSIR: Al-Qur'an Surah Az-Zumar Ayat 53-59, Perintah Mengikuti Qur'an Sebelum Adzab Datang

Al-Qur'an Surah  Zumar, ayat 53-59

 وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (55) أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَى عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ (56) أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (57) أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (58) بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ (59)

Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedangkan kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada orang yang mengatakan, 'Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedangkan aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).' Atau supaya jangan ada yang berkata, 'Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa. 'Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, 'Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.' (Bukan demikian) sebenarnya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu, lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir.”

Ayat-ayat ini merupakan seruan kepada segenap para pendurhaka dari kalangan orang-orang kafir dan lain-lainnya agar bertobat dan kembali kepada-Nya. Juga sebagai pemberitahuan bahwa Allah SWT mengampuni semua dosa bagi orang yang mau bertobat kepada-Nya dan meninggalkan perbuatan-perbuatan dosanya, betapapun banyaknya dosa yang telah dilakukannya dan sekalipun banyaknya seperti buih laut. 

Tidak benar menakwilkan ayat ini untuk pengertian selain tobat, karena dosa syirik tidak mendapatkan ampunan selama pelakunya tidak bertobat dari kemusyrikannya.

قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ؛ أَنَّ ابْنَ جُرَيْجٍ أَخْبَرَهُمْ: قَالَ يَعْلَى: إِنَّ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ أَخْبَرَهُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا] ؛ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَهْلِ الشِّرْكِ كَانُوا قَدْ قَتَلُوا فَأَكْثَرُوا، وَزَنَوْا فَأَكْثَرُوا. فَأَتَوْا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: إِنَّ الَّذِي تَقُولُ وَتَدْعُو إِلَيْهِ لَحَسَنٌ لَوْ تُخْبِرُنَا أَنَّ لِمَا عَمِلْنَا كَفَّارَةٌ. فَنَزَلَ: {وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ} [الْفُرْقَانِ:68] ، وَنَزَلَ [قَوْلُهُ]: {قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ}

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Yusuf, bahwa Ibnu Juraij pernah menceritakan kepada mereka bahwa Ya'la pernah mengatakan, "Sesungguhnya Sa'id ibnu Jubair pernah bercerita kepadanya dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, bahwa pernah ada segolongan orang dari kalangan kaum musyrik yang banyak membunuh dan banyak berbuat zina, lalu mereka mendatangi Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dan berkata, 'Sesungguhnya yang engkau katakan (maksudnya Al-Qur'an) dan yang engkau serukan itu benar-benar baik, sekiranya engkau menceritakan kepada kami bahwa apa yang telah kami perbuat ada kifaratnya (penghapus dosanya)." Maka turunlah firman-Nya: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya). (Al-Furqan: 68) Lalu turun pula firman-Nya: Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (Az-Zumar: 53)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Nasai melalui hadis Ibnu Juraij, dari Ya'la ibnu Muslim Al-Makki, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu

Makna yang dimaksud oleh ayat pertama dijelaskan oleh firman-Nya:

{إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا}

kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh. (Al-Furqan: 70), hingga akhir ayat.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو قَبِيلٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُرِّيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ ثَوْبَانَ -مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَا أُحِبُّ أَنَّ لِيَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا بِهَذِهِ الْآيَةِ: {يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ} إِلَى آخَرِ الْآيَةِ، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ أَشْرَكَ؟ فَسَكَتَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ: "أَلَا وَمَنْ أَشْرَكَ" ثَلَاثَ مَرَّاتٍ.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Abu Qabil yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Abdur Rahman Al-Muzani mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sauban maula Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Aku tidak suka bila diberikan kepadaku dunia dan seisinya sebagai ganti dari ayat ini, yaitu: "Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, 'hingga akhir ayat.” Lalu ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu bagaimanakah dengan orang yang musyrik?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam diam, lalu bersabda, "Ingatlah, dan juga terhadap orang yang musyrik," sebanyak tiga kali.

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid (tunggal).

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا سُرَيْجُ  بْنُ النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ قَيْسٍ، عَنْ أَشْعَثَ بْنِ جَابِرٍ الْحُدَّانِيِّ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبَسة قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، شَيْخٌ كَبِيرٌ يُدَعِّمُ عَلَى عَصًا لَهُ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي غَدَرَاتٍ وَفَجَرَاتٍ، فَهَلْ يُغْفَرُ لِي؟ فَقَالَ: "أَلَسْتَ تَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ؟ " قَالَ: بَلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ. فَقَالَ: "قَدْ غُفِرَ لك غدراتك وفجراتك".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih ibnun Nu'man, telah menceritakan kepada kami Nuh ibnu Qais, dari Asy'as ibnu Jabir Al-Haddani, dari Mak-hul, dari Amr ibnu Anbasah Radhiyallahu Anhu yang telah menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki tua datang menghadap kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dengan bertelekan pada tongkatnya, lalu lelaki itu bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku pernah melakukan banyak perbuatan khianat dan durhaka, maka apakah diriku ini masih dapat diampuni?" Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam balik bertanya, "Bukankah engkau telah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah?" Lelaki itu menjawab, "Benar, dan aku bersaksi pula bahwa engkau adalah utusan Allah." Maka Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda: Semua perbuatan khianat dan durhakamu telah diampuni.

Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara tunggal.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ ، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ: {إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ} [هُودٍ:46] وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: " {يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا} وَلَا يُبَالِي {إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ}

Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid radiyallahu anha mengatakan bahwa aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam membaca firman-Nya: Sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. (Hud: 46). Dan aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (Az-Zumar: 53) tanpa peduli betapa pun banyaknya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar: 53)

Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Sabit dengan sanad yang sama.

Semua hadis di atas menunjukkan bahwa makna yang dimaksud ialah bahwa Allah mengampuni semua dosa tersebut bila disertai dengan tobat. Dan seorang hamba tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, bagaimanapun besarnya dosa-dosanya, karena sesungguh­nya pintu rahmat dan pintu tobat itu luas. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya. (At-Taubah: 104)

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia men­dapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nisa: 110)

Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman berkenaan dengan orang-orang munafik:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا إِلا الَّذِينَ تَابُوا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan. (An-Nisa: 145-146)

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwa Allah salah satu dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (Al-Maidah: 73)

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أَفَلا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Maidah: 74)

Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا

Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertobat. (Al-Buruj: 10)

Al-Hasan Al-Basri rahimahullah telah mengatakan bahwa perhatikanlah kemuliaan dan kedermawanan ini, mereka telah membunuh kekasih-kekasih-Nya, tetapi Dia menyeru mereka untuk bertobat dan memohon ampun kepada-Nya; ayat-ayat yang semakna cukup banyak.

Di dalam kitab Sahihain dari Abu Sa'id Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam disebutkan sebuah hadis yang mengisahkan tentang seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa. Lalu ia menyesali perbuatannya dan bertanya kepada seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil, "Apakah masih ada pintu tobat bagiku?" Si ahli ibadah itu menjawab, "Tidak ada," maka si ahli ibadah itu dibunuhnya hingga genaplah jumlah orang yang dibunuhnya menjadi seratus orang. Kemudian orang tersebut bertanya kepada seorang ulama di antara ulama mereka yang terkenal, bahwa apakah masih ada tobat baginya. Ulama itu balik bertanya, "Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dan tobat?"

Kemudian ulama itu memerintahkannya untuk pergi ke kota lain untuk beribadah kepada Allah di dalamnya, lalu lelaki itu pergi menuju ke kota yang dimaksud, tetapi di tengah jalan maut merenggut nyawanya. Maka bertengkarlah malaikat rahmat dan malaikat azab tentang lelaki itu (siapakah di antara keduanya yang berhak mengambilnya).

Maka Allah memerintahkan kepada mereka agar mengukur jarak di antara kedua kota tersebut (kota tempat si lelaki dan kota yang ditujunya). Mana yang lebih dekat kepada jenazah si lelaki itu, maka dialah yang lebih berhak untuk mengambilnya. Setelah diukur, ternyata mereka menjumpainya lebih dekat ke kota yang ditujunya, tempat ia akan berhijrah, bedanya hanya satu jengkal. Lalu roh lelaki itu diambil oleh malaikat rahmat.

Disebutkan bahwa lelaki itu pada saat matinya menggulirkan tubuhnya menjauh (dari negeri yang baik), maka Allah memerintahkan kepada negeri yang baik agar mendekat dan memerintahkan kepada negeri yang jahat (tempat asal lelaki itu) agar menjauh. 

Terhadap mereka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أَفَلا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Maidah: 74)

Kemudian Allah menyerukan untuk bertobat terhadap orang yang ucapannya jauh lebih berat dosanya ketimbang mereka, yaitu orang yang mengatakan, "Aku adalah Tuhan kalian yang tertinggi," yaitu ucapan yang disitir oleh firman-Nya:

مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي

aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. (Al-Qasas: 38)

Kemudian Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu mengatakan bahwa barang siapa di antara hamba Allah yang berputus asa dari tobat sesudah kesemuanya itu, berarti dia telah mengingkari Kitabullah. Tetapi seseorang hamba tidaklah mampu bertobat sebelum Allah menerima tobatnya.

Imam Tabrani telah meriwayatkan melalui jalur Asy-Sya'bi, dari Sunaid ibnu Syakl; ia pernah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa sesungguhnya ayat dari Kitabullah yang paling agung ialah firman-Nya:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). (Al-Baqarah: 255)

Sesungguhnya ayat yang paling banyak memuat kebaikan dan keburukan di dalam Al-Qur'an adalah firman-Nya:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan. (An-Nahl: 90)

Sesungguhnya ayat Al-Qur'an yang paling menggembirakan adalah firman Allah Swt. di dalam surat Az-Zumar, yaitu:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ

Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (Az-Zumar: 53)

Dan sesungguhnya ayat yang paling menonjolkan masalah berserah diri adalah firman-Nya:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (At-Talaq: 2-3)

Maka Masruq berkata kepadanya, "Engkau benar."

Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Sa'id, dari Abul Kanud yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu berjalan melewati seorang tukang dongeng yang sedang bercerita kepada orang-orang. Maka Ibnu Mas'ud berkata kepadanya, "Hai tukang cerita, mengapa engkau membuat manusia berputus asa dari rahmat Allah?" kemudian Ibnu Mas'ud membaca firman-Nya: Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (Az-Zumar: 53)

Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara tunggal.

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ الْإِمَامِ أَحْمَدَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ النَّرسِي، حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مَسْلَمَةُ الرَّازِيُّ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو الْبَجَلِيِّ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ سُفْيَانَ الثَّقَفِيِّ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَنَفِيَّةِ، عَنْ أَبِيهِ، عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ الْمُفَتَّنَ التَّوَّابَ".

Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdul A'la ibnu Hammad Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah alias Maslamah ibnu Abdullah Ar-Razi, dari Abu Amr Al-Bajali, dari Abdul Malik ibnu Sufyan As-Saqafi, dari Abu Ja'far alias Muhammad ibnu Ali, dari Muhammad ibnul Hanafiyyah, dari ayahnya (yaitu Ali ibnu AbuTalib Radhiyallahu Anhu) yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang teperdaya oleh dosa lagi suka bertobat.

******

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menganjurkan kepada hamba-hamba-Nya untuk segera bergegas bertobat. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ

Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya. (Az-Zumar: 54), hingga akhir ayat.

Maksudnya, kembalilah kamu ke jalan Allah dan berserah dirilah sepenuhnya kepada-Nya.

مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi. (Az-Zumar: 54)

Yakni segeralah bertobat dan mengerjakan amal saleh, sebelum azab menimpamu.

وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ

Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. (Az-Zumar: 55)

Yaitu Al-Qur'an, yang merupakan Kitabullah yang terbaik dari kitab-kitab Allah lainnya yang pernah Dia turunkan kepada manusia.

مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedangkan kamu tidak menyadarinya. (Az-Zumar: 55)

Yakni dari arah yang tidak kamu ketahui dan tidak kamu sadari kedatangannya. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:

أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَى عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ

supaya jangan ada orang yang mengatakan, "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah.” (Az-Zumar: 56)

Artinya, kelak di hari kiamat orang yang berdosa merasa menyesal karena kelalaiannya hingga belum sempat bertobat dan kembali ke jalan Allah, sehingga saat itu ia menginginkan seandainya saja dirinya termasuk orang-orang yang berbuat baik, ikhlas, lagi taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ

sedangkan aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah). (Az-Zumar: 56)

Yakni sesungguhnya yang kulakukan selama di dunia hanyalah perbuatan memperolok-olok dan menghina agama Allah, bukan meyakininya dan bukan pula membenarkannya.

أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

Atau supaya jangan ada yang berkata, "Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, "Kalau sekiranya aku dapat kembali  (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (Az-Zumar: 57-58)

Dia menginginkan seandainya dikembalikan hidup di dunia, tentulah dia akan berbuat kebaikan.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu bahwa Allah memberitakan tentang apa yang bakal dilakukan oleh hamba-hamba-Nya sebelum mereka melakukannya, dan memberitakan tentang apa yang akan mereka katakan sebelum mereka mengatakannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

وَلا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fatir: 14)

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَى عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

supaya jangan ada orang yang mengatakan, "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedangkan aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), atau supaya jangan ada yang berkata, "Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, "Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (Az-Zumar: 56-58)

Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa sekiranya mereka dikembalikan lagi ke dunia, niscaya mereka tidak akan mampu mendapat hidayah. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakan­nya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Al-An'am: 28)

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْوَدُ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كُلُّ أَهْلِ النَّارِ يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي؟! فَتَكُونُ عَلَيْهِ حَسْرَةٌ". قَالَ: "وَكُلُّ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ فَيَقُولُ: لَوْلَا أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي! " قَالَ: "فَيَكُونُ لَهُ الشُّكْرُ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Semua penghuni neraka dapat melihat kedudukannya di surga (sekiranya dia beriman); dia mengatakan, "Sekiranya saja Allah memberiku petunjuk, " maka hal itu menjadi penyesalan yang berat baginya. Dan semua penduduk surga dapat melihat tampatnya di neraka (sekiranya dia kafir); ia mengatakan, "Seandainya Allah tidak memberiku petunjuk, " maka hal itu menjadi rasa syukur baginya.

Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Abu Bakar ibnu Iyasy dengan sanad yang sama.

Setelah orang-orang yang berdosa menginginkan agar dapat dikembalikan ke dunia dan mereka menyesal karena tidak membenarkan ayat-ayat Allah dan tidak mengikuti rasul-rasul-Nya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ

(Bukan demikian) sebenarnya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu, lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir. (Az-Zumar: 59)

Yakni telah datang kepadamu —hai hamba yang menyesali apa yang telah dilakukannya— ayat-ayat-Ku ketika kamu di dunia, dan semua alasan-Ku telah ditegakkan terhadap dirimu, tetapi kamu mendustakannya dan bersikap sombong tidak mau mengikutinya, bahkan kamu menjadi seorang yang kafir dan ingkar kepadanya. ##dari tafsir ibnu katsir

Posting Komentar untuk "TAFSIR: Al-Qur'an Surah Az-Zumar Ayat 53-59, Perintah Mengikuti Qur'an Sebelum Adzab Datang "