Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul Tewaskan Lebih Dari 60 Orang

Korban bon bunuh diri di Bandara Kabul (Foto AP)

Bom bunuh di pintu gerbang Bandara Kabul menewaskan lebih 60 orang dan melukai puluhan orang lainnya, Kamis kemarin (26/8/2021).

Dlansir The Daily Star seorang pejabat Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan mengatakan bahwa lebih dari 60 orang tewas dan 140 terluka. Namun penguasa baru Taliban di negara itu mengatakan ledakan itu menewaskan antara 13 dan 20 orang.

Dua belas tentara AS tewas dan 15 terluka dalam serangan itu, kata Jenderal Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat AS.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, kata Kantor Berita Amaq kelompok itu di saluran Telegramnya.

Ledakan itu terjadi saat batas waktu 31 Agustus mendekat bagi Amerika Serikat untuk menarik pasukannya, dan bagi Amerika Serikat serta negara-negara Barat lainnya untuk mengakhiri pengangkutan udara besar-besaran yang telah mengevakuasi hampir 100.000 orang.

Bandara adalah satu-satunya bagian negara yang berada di bawah kendali asing setelah Taliban kembali berkuasa pada 15 Agustus, dan kerumunan besar berkumpul dengan harapan dievakuasi.

Korban bom bunuh diri di Kabul. Foto The Daily Star

Dia mengatakan ledakan telah dinilai berasal dari pembom bunuh diri ISIS, meski begitu  pengangkutan udara AS akan terus berlanjut meskipun ada serangan.

"ISIS tidak akan menghalangi kami untuk menyelesaikan misi tersebut," katanya.

Amerika Serikat memperkirakan lebih banyak serangan ISIS di Kabul dan siap untuk membalas, kata McKenzie dalam konferensi pers.

Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengutip ancaman teroris "akut" dari cabang regional kelompok jihadis ISIS.

Taliban mengutuk ledakan itu, dan mengatakan itu terjadi di daerah di bawah kendali militer AS.

"Imarah Islam mengutuk keras pemboman yang menargetkan warga sipil di bandara Kabul," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Zabihullah Mujahid, juru bicara utama Taliban, di Twitter.

Atas kejadian bom bunuh diri itu medsos membagikan video menunjukkan mayat-mayat tergeletak.
"Ketika orang-orang mendengar ledakan (pertama) terjadi kepanikan total," kata seorang pria bernama Milad kepada AFP.

"Taliban kemudian mulai menembak ke udara untuk membubarkan kerumunan. Saya melihat seorang pria bergegas dengan bayi yang terluka di tangannya."

Pemerintah AS dan sekutunya telah membunyikan alarm pada hari sebelumnya dengan serangkaian peringatan yang memperingatkan warganya untuk menghindari bandara.

Tidak ada rincian yang diberikan, tetapi Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengacu pada ancaman dari pelaku bom bunuh diri.

London juga mengeluarkan peringatan kepada warganya, mengatakan "jika Anda dapat meninggalkan Afghanistan dengan aman dengan cara lain, Anda harus segera melakukannya".

Ada laporan di media sosial kemarin malam tentang ledakan ketiga di utara bandara, tetapi rincian lebih lanjut tidak segera tersedia.

Lebih dari 95.000 warga Afghanistan dan orang asing telah meninggalkan Afghanistan melalui pengangkutan udara yang dipimpin AS sejak  Taliban menguasai negara itu.

Menteri pertahanan Jerman mengatakan Berlin telah menarik semua tentaranya, sementara Kanselir Angela Merkel mengutuk serangan "keji".

Dalam beberapa tahun terakhir, cabang ISIS Afghanistan-Pakistan telah bertanggung jawab atas beberapa serangan paling mematikan di negara-negara tersebut. Mereka telah membantai warga sipil di masjid, tempat suci, lapangan umum dan bahkan rumah sakit.

Kelompok ini secara khusus menargetkan Muslim dari sekte yang dianggap sesat, termasuk Syiah.

Tapi sementara IS dan Taliban sama-sama militan Islam Sunni garis keras, mereka adalah saingan dan menentang satu sama lain.

Taliban telah menjanjikan mereka pemerintahan yang lebih lembut dari tugas pertama mereka berkuasa, yang berakhir pada 2001 ketika Amerika Serikat menyerbu karena mereka memberi perlindungan kepada pimpinan al-Qaeda. (the daily star|azka)

Posting Komentar untuk "Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul Tewaskan Lebih Dari 60 Orang"