Pemerintah Bantu Anak-anak yang Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19

Azhar Al Ghifari Putra Setyawan, siswa kelas 2 harus menjadi yatim piatu dalam kurun waktu kurang dari tiga hari. Ayahnya, Deni Budi meninggal karena covid pada 24 Juli 2021, menyusul istrinya  yang meninggal pada 21 Juli 2021. (Foto Kemenag Jateng)

Kementerian Sosial tengah mendata nama dan alamat anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 untuk diberikan bantuan bagi mereka.

“Terkait anak yatim  yang orang tuanya meninggal karena terpapar Covid-19 masih dalam proses pengumpulan tim kami di lapangan," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, Kementerian Sosial telah memberikan bantuan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), yang mencakup pemenuhan kebutuhan dasar anak, pelayanan tes COVID-19, pelayanan vaksinasi, serta pelayanan konseling.

Untuk mencegah anak kehilangan hak atas pengasuhan, Kementerian Sosial mempertemukan anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 dengan keluarga besarnya, memfasilitasi pengasuhan alternatif melalui program orang tua asuh atau pengangkatan anak, serta menyediakan layanan panti untuk anak.

Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Jawa Timur melaporkan bahwa ada 166 anak yang yang kehilangan salah satu atau kedua orang tua karena Covid-19 di tujuh kabupaten/kota di Jawa Timur.

Sedangkan di Yogyakarta dilaporkan ada 142 anak kehilangan ibu, ayah, atau ibu dan ayah akibat Covid-19.

Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 20 Juli 2021 ada 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim, atau piatu akibat Covid-19. Selain itu ada 350.000 anak yang terserang Covid-19 dan 777 di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY Erlina Hidayati saat dihubungi menuturkan pendampingan psikologis anak menjadi kebutuhan mendesak sebelum bantuan lainnya diberikan.

"Khususnya anak-anak yang masih usia remaja kehilangan orang tua dalam waktu berdekatan membuat mereka tertekan, sehingga butuh pendampingan psikologis," kata Erlina di Yogyakarta, Jumat (6/8/2021).

Menurut dia, selain kehilangan orang tua, ada pula anak yang sekaligus kehilangan saudara kandungnya dalam waktu yang berdekatan, sehingga hidup sebatang kara.

Berdasarkan laporan terakhir, ia menyebutkan jumlah anak yang orang tuanya meninggal dunia karena terpapar Covid-19 tercatat 150 anak. Sedangkan yang telah dipastikan data nama dan alamat mereka mencapai 110 anak mulai bayi hingga berusia 18 tahun.

"Tetapi, mereka tidak semua yatim piatu, ada yang yatim, ada yang piatu saja," kata dia dilaman Antara.

Selain melibatkan para psikolog dari DP3AP2 DIY, menurut dia, pendampingan juga dilakukan para psikolog dari Unit Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak di kabupaten/kota, serta para psikolog yang ada di seluruh Puskesmas di DIY.

"Jangan sampai anak-anak ini sudah yatim piatu, kemudian menjadi korban kekerasan atau korban perdagangan anak," ujarnya.

Erlina menambahkan DP3AP2 DIY telah mendirikan posko yang siap menerima aduan atau laporan dari masyarakat yang mengetahui keberadaan anak yatim piatu terdampak Covid-19.

"Silakan warga sekitar yang tahu melaporkan ke Satgas desa, sehingga terdata dan terinformasikan ke kecamatan, kabupaten, dan ke kami," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsih menyebut siap menjamin keberlanjutan pendidikan anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 melalui Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (RSPA) DIY.

Meski demikian, anak yatim piatu yang akan ditanggung oleh Dinsos DIY bakal dipastikan terlebih dahulu ada atau tidaknya pengampu dari saudara dekat, termasuk ada atau tidaknya kepemilikan aset.

" Jika dia memang sudah sebatang kara, tidak punya apa-apa, dia tidak ada yang mengampu, kami punya balai," katanya. (antara|alfa)

Posting Komentar untuk "Pemerintah Bantu Anak-anak yang Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19"