Pejuang Taliban melakukan patroli di pasar. (Foto AFP) |
Farzana Nabi, pengamat Afghanistan yang berkebangsaa Amerika Serikat mengatakan apa yang terjadi di Afghanistan ada empat poin utama: keangkuhan, kegagalan politik, salah langkah militer, dan kegagalan untuk belajar dari sejarah.
“AS berpikir bahwa pembangunan negara akan menjadi pendekatan terbaik,” kata Nabi yang pernah bekerja dengan Angkatan Darat AS selama satu dekade yang dilansir di laman Arab News.
“Itu adalah model demokrasi barat yang
gagal menjelaskan realitas negara dengan orang-orang yang tidak selalu
mengidentifikasi diri di sepanjang garis nasional.”
Selama
wawancara di acara "Jembatan" yang dipandu oleh Sahar Khamis dan
disiarkan di Jaringan Radio Arab AS, Nabi mengungkapkan pemerintah dan
tentara Afghanistan tidak memiliki strategi yang koheren setelah
penarikan AS.
Semua itu terlepas dari dukungan ekstensif selama dua
dekade terakhir dari militer AS yang mencakup pelatihan lebih dari
300.000 pejuang dan pendanaan lebih dari 3,3 miliar dolar.
“AS
meremehkan orang-orang di Afghanistan dan menganggap mereka sebagai
orang-orang terbelakang yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai
dan tidak memiliki kapasitas untuk menjatuhkan negara adidaya seperti
dirinya sendiri,” kata Nabi.
“Kami mengalihkan pandangan kami
dari Afghanistan pada saat kami menjadi sangat terlibat di Irak, dan
saya pikir di situlah kami meninggalkan kekosongan yang mulai mereka
isi.”
Pejuang Taliban mengambil alih kendali negara pada 155Agustus 2021 yang mengakhiri hampir dua dekade kendali Amerika di Afghanistan. (an|azka).
Posting Komentar untuk "Pengamat: AS Menyepelakan Orang Afghanistan, Ia Kena Batunya"