Paskah 2018, Merawat Keutuhan Ciptaan-Nya dalam Bingkai NKRI



Dirjen Bimas Kristen menyerahkan obor Paskah 2018 kepada
 Bupati Tobasa Edwin Siagian (Foto:Arif)
Perayaan Paskah Nasional 2018 yang digelar di Lapangan Sisingamangaraja, Kota Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) Sumatera Utara mengusung tema 'Karya Terbesar' dan 'Merawat Keutuhan Ciptaan-Nya', Sabtu (28/04). Paskah 2018 digelar bersamaan dengan Konsultasi Nasional Pemimpin Kristen se Indonesia.

Perayaan ini berlangsung khidmat dan dihadiri ribuan umat Kristiani. Mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Dirjen Bimbingan Masyarakat Kristen, Thomas Pentury dalam sambutannya mengatakan, Merawat Keutuhan Ciptaan-Nya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia terpancar dari semangat memperkuat rasa persaudaraan sesama anak bangsa, solidaritas dan toleransi di antara sesama pemeluk agama dalam kehidupan yang makin harmonis.

Menurut Thomas, melalui semangat perayaan Paskah Nasional ini, hendaknya umat Kristiani mengambil hikmah untuk terus membangun kebersamaan, saling pengertian, hidup secara harmonis dan untuk peningkatan kualitas kehidupan umat di masa yang akan datang.
"Khususnya kepada umat Kristiani yang merayakannya, saya berharap hikmah dan makna Paskah akan lebih mencerahkan kita dan mewarnai sikap kita dalam pengabdian kepada Bangsa dan Negara," ujarnya di laman kemenag.go.id.
Ia menambahkan, upaya mengelola keragaman agama di Indonesia pada satu pihak dapat dinyatakan sebagai sebuah conditio sine qua non, sementara pada pihak lainnya patut diakui sebagai sebuah proses yang tidak pernah selesai (never ending process).
Pengelolaan tersebut menjadi keharusan karena Indonesia memberikan jaminan bagi keragaman agama dalam konstitusi. Sebagai konsekuensi konstitusional, maka kemajemukan agama perlu mendapat tempat pada berbagai aras kebijakan negara dan upaya masyarakat sipil.
Pada sisi lain, pengelolaan keberagamaan masih menjadi harapan ideal karena proses menuju pengelolaan keragaman yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jalan terjal pengelolaan keberagaman keyakinan menjadi tantangan pemerintah, pemuka agama dalam perspektif teologis dan masyarakat umum dalam ruang sosial-budaya.
Menurut Thomas, peran para pemimpin agama dalam memberikan edukasi kepada masyarakat sangatlah penting dan sentral. Melalui semangat moderasi agama, keterbukaan untuk berelasi dengan pihak lain menjadi kewajiban setiap agama untuk membangun kemanusiaan.
Ketidakmampuan untuk membangun jembatan dialog dan perdamaian dengan agama lain menjebak agama-agama dalam perilaku fundamentalisme.
"Oleh karena itu, izinkan saya, selaku Pemerintah mengimbau dan mengajak umat dan seluruh tokoh agama Kristen agar mendorong moderasi agama untuk menciptakan kesadaran umat sehingga paham agama yang dianutnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan," tandas Thomas.
Tampak hadir Gubernur Sumatera Utara, Bupati Tobasa, Pangdam I Bukit Barisan, Kapolda Sumut, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Para Pimpinan Lembaga Gereja Aras Nasional, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
Pembukaan Perayaan Paskah Naasional 2018 ini diawali dengan penampilan tari Tor-Tor dari puluhan pelajar, paduan suara dan tarian Puak yang diperagakan seniman tari dari Yayasan Soposurung. Dalam kesempatan tersebut Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury menyerahkan obor Paskah 2018 kepada Bupati Tobasa Edwin Siagian disaksikan Gubernur Sumatera Utara. (alfa|kemenag).



Posting Komentar untuk "Paskah 2018, Merawat Keutuhan Ciptaan-Nya dalam Bingkai NKRI"