Ustaz Abdul Somad akhirnya angkat bicara soal penggalan video
ceramahnya, yang kerap disebarkan setiap kali terjadi tragedi peledakan
bom di Indonesia.
Video ceramah itu, disebarkan tak lengkap, alias
dipotong, sehingga seolah-olah Ustaz Somad membenarkan perbuatan
pemboman sebagai perbuatan jihad dan pelakunya mati syahid dan masuk
surga.
Ustaz Somad menjawab semua tuduhan melalui penggalan video itu
melalui ceramah resminya yang diunggah di akun Youtube resmi Tafaqquh
video, dengan judul "Benarkah Ustadz Abdul Somad, Lc. MA Membolehkan Bom Bunuh Diri? Simak Penjelasan Ini Dengan Baik".
Dalam video itu, Ustaz Somad mengatakan, bahwa video yang disebarkan
dan viral di media sosial itu merupakan video ceramahnya, ketika mengisi
kajian subuh Sabtu di Masjid An Nur, sekitar dua tiga tahun lalu.
"Dua
hari ini, video saya, menjawab pertanyaan di An Nur, lebih kurang dua
tiga tahun lagi, diviralkan lagi. Tapi video itu dicut, dipotong. Saya
masih ingat, tempat lokasi masjid itu, An Nur, kajian subuh Sabtu.
Pertanyaan jemaah pakai kertas waktu itu, 'apa pendapat ustaz tentang
bom bunuh diri di Palestina?' Begitu bunyi pertanyaannya, lalu saya
menjawab, 'bahwa, jangan katakan itu bom bunuh diri. Tapi katakanlah itu
gerakan mati syahid. Karena saudara kita yang di Palestina itu bukan
bom bunuh diri. Tapi mati syahid. Lalu video itu dipotong, lalu ketika
beberapa saat yang lalu ada bom panci di Kampung Melayu, video itu
viral. Lalu yang belakangan ini di Surabaya, viral lagi. Nanti ada
kompor orang meleduk, video itu viral lagi," kata Ustaz Somad.
Menurut Ustaz Somad, Umat Islam harus bisa membedakan antara bom bunuh yang dilakukan Muslim Palestina dengan di luar Palestina.
"Perlu
diluruskan, beda antara di Palestina dengan luar Palestina. Apa
bedanya, karena nabi membedakan antara non-Muslim di Mekkah dengan
non-Muslim di Madinah," ujar Ustaz Somad.
Ustaz Somad menjelaskan, Nabi Muhammad SAW selama di Madinah, hidup damai berdampingan dengan orang-orang non-Muslim.
"Di
Madinah saja nabi hidup sama apa? Bani Nadir, Bani Quraisah, Kampung
Qoibar, itu juga non-Muslim. Tapi Nabi hidup bersama, sedangkan Abu
Jahal, Abu Lahab, Abu Sofian belum masuk Islam yang ada di Mekkah, itu
bedanya, yang di Madinah ini damai, sedangkan yang di Mekah itu perang,"
ujarnya.
Ustaz Somad menuturkan, tidak boleh seorang Muslim menyamakan kondisi di Palestina dan di negara lainnya, termasuk Indonesia.
"Kapan
menjadi damai, kapan menjadi perang? Jadi tidak boleh kita sweeping,
pukul rata. Non-Muslim yang ada di Palestina, Yahudi, Israel, zionis
lagi lebih spesifiknya, itu adalah arbi. Buka Surat Al Mumtahanah ayat
8," katanya.
Somad
mengatakan, dalam Alquran sudah sangat jelas dinyatakan bahwa orang
atau kelompok yang wajib diperangi ialah orang yang telah memerangi Umat
Islam dan orang atau kelompok yang telah mengusir Umat Islam dari
kampungnya.
"Kalau mereka yang non-Muslim itu, tidak mengusir
kamu dari kampung halaman kamu, tidak memerangi kamu, tidak mengusir
kamu, maka kata Allah, 'Kamu boleh baik pada mereka dan bersikap adil'.
Coba tengok, indahnya bahasa Alquran," ujarnya.
"Selama
mereka tidak memerangi kamu, selama mereka tidak mengusir kamu dari
kampung kamu. Maka berbuat baik dan adil lah pada mereka. Kenapa ini
tidak berlaku di Palestina, orang Israel sudah melanggar dua, orang
Israel telah memerangi orang Palestina dan orang Israel telah mengusir
orang Palestina," kata Ustaz Somad.
Jadi, menurut Ustaz Somad, tidak boleh disamaratakan, bahwa Umat Islam boleh memerangi semua kaum.
"Jadi
jangan digeneralisir, jangan dipotong, ini malam ini kita klarifikasi.
Dalil orang Israel yang meledakkan bom di tengah kerumunan tentara
Israel, mana dalilnya? Buka sahih Muslim, nih saya bacakan, ketika nabi
sedang berada dengan sahabat bala perang uhud. Bapak ibu yang pergi
umrah, di Bukit Uhud tahun ketiga, waktu itu nabi terkepung, dikepung
oleh kafir qurais menyerang dari Mekkah, pimpinannya Abi Sofian. Datang
mereka ke Kota Madinah, menyerang," kata dia.
"Saat itu
kondisinya perang, lalu kemudian, salah seorang yang ada di samping nabi
ini, musuh di depan, genting, di samping nabi ada tujuh orang ansor.
Lalu kemudian apa kata dia, kata nabi, 'siapa yang di antara kalian ini
yang berhasil mengusir gerombolan orang kafir itu. maka mati syahid, dia
akan bersama aku di surga'. Jadi bukan dalam keadaan aman, bukan dalam
keadaan bertetangga, lalu meledakan diri, nah ini tidak begitu," kata Ustaz Somad menegaskan. (viva|alfa).
Posting Komentar untuk "Ini Jawaban Ust Abdul Somad Atas Video Viral yang Seolah 'Bolehkan' Bom Bunuh Diri"