Menciptakan Madrasah Yang Ideal



 Oleh : Amizan Wardi
Madrasah hendaknya menjadi tempat dimana semua siswa dapat belajar dengan baik, Madrasah harus menjadi lembaga yang adil dengan memberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sama baik secara kualitas maupun kuantitas bagi setiap siswa. Ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap anak dilahirkan dengan tingkat kecerdasan bawaan yang sama dan kemampuan lebih merupakan hasil pencarian ketimbang anugerah.

Seorang anak bisa menjadi lebih atau kurang cerdas di samping tergantung pada kondisi keluarga dimana ia pertama kali mengawali hidupnya, juga pada lingkungan sosial dan pendidikan ia alami. Disinilah Madrasah diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam pembentukan intelektual, emosional dan sepiritual anak. Madrasah seharusnya menjadi wadah pemupukan kecerdasan setiap siswa dan di atas segalanya menjamin agar setiap anak mendapat kesempatan belajar yang sama dan layak.
Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal tersebut, Madrasah perlu memiliki kultur Madrasah diantaranya :
  1. Lingkungan yang teratur,
  2. Kesepakatan dan kerja sama antar guru,
  3. Konsentrasi kepada kemampuan dasar dan waktu yang dibutuhkan untuk belajar,
  4. Pemantauan terhadap kemajuan siswa,
  5. Administrasi dan kepemimpinan,
  6. Kebijakan yang melibatkan orang tua,
  7. Harapan yang tinggi.
Berkenaan dengan itu, tiga karakter dasar madrasah di bawah ini perlu dikembangkan secara holistic agar dapat menciptakan Madrasah yang mendekati kriteriea-kriteria idealisme pendidikan modern.
  1. Memiliki Kultur yang Kuat
Kultur merupakan jiwa madrasah yang memberikan makna bagi setiap kegiatan kependidikan Madrasah dan menjadi jembatan antara aktivitas dan hasil yang dicapai. Kultur adalah sebuah  keadaan yang mengantarkan siswa Madrasah melebihi batas-batas kekurangan manusiawi menuju tingkat kereativitas, seni dan intelek yang tinggi. Kultur juga merupakan kendaraan untuk mentransimisikan nilai-nilai Pendidikan. Karena itu Kultur Madrasah, dalam hal ini Kultur Belajar, haruslah di bangun sejak awal agar semua elemen madrasah memiliki komitmen untuk kemajuan madrasah.




  1. Kepemimpinan Kolaboratif dan Belajar Kolektif
Kepemimpinan dalam Madrsah haruslah didefinisikan sebagai sebuah proses belajar bersama yang saling menguntungkan yang memugkinkan seluruh unsur masyarakat  Madrasah  turut ambil bagian dalam membangun kesepakatan yang mengakomodir berbagai kepentingan. Kolaborasi yang dimaksud bukan hanya sekedar berarti setiap orang mampu menyelesaikan pekerjaannya, tapi yang terpenting adalah semuanya dilakukan dalam suasana  kebersamaan dan saling mendukung. Kolaborasi menjadi syarat jika kita ingin agar Madrasah menjadi learning organization  karena kolaborasi berhubungan erat dengan norma dan kesempatan bagi terjadinya proses belajar yang terus menerus.
Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa proses belajar umumnya merupakan aktifitas komunal, sebuah proses tukar menukar budaya antara individu atau kelompok, karena itu model kepemimpinan kolaboratif menjadi penting dikembangkan di madrasah. Model kepemimpinan kolaboratif ini menemukan titik relevansinya ketika setiap Madrasah diharuskan memiliki Majelis Madrasah sebagai patner aktif Madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikannya.
  1. Membebaskan Siswa Menghadapi Perubahan atau Ketidakpastian
Hidup adalah perubahan, secara alami perubahan tidak bisa diprediksi. Agar bisa memahami dan berbuat dalam kondisi yang tidak bisa diprediksi tersebut sebuah upaya pendidikan yang terus menerus, seumur hidup menjadi sebuah kemestian. Dengan kata lain untuk menciptakan budaya belajar yang terus menerus maka perubahan perlu diciptakan, perubahan dalam bentuk ketidakpastian dan keraguan perlu secara sengaja diciptakan di Madrasah untuk mendorong terciptanya kegiatan belajar yang terus menerus.
Jika intelligence berarti kemampuan untuk mencari apa yang meragukan dan berusaha memahaminya, dan jika tujuan pendidikan formal adalah untuk memupuk intellgensia manusia, maka madrasah hendaknya membuka diri terhadap ketidakpastian. Sebuah lembaga pendidikan yang secara aktif merespon ketidakpastian adalah penting untuk kelangsungan  sebuah masyarakat yang belajar.
Amizan Wardi, Guru MIN 1 Belitung Timur. (http://babel.kemenag.go.id/id/opini/).
 


Posting Komentar untuk "Menciptakan Madrasah Yang Ideal "