Oleh : Amizan Wardi
Madrasah hendaknya menjadi tempat dimana semua siswa dapat belajar
dengan baik, Madrasah harus menjadi lembaga yang adil dengan memberikan
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sama baik secara kualitas
maupun kuantitas bagi setiap siswa. Ini didasarkan pada asumsi bahwa
setiap anak dilahirkan dengan tingkat kecerdasan bawaan yang sama dan
kemampuan lebih merupakan hasil pencarian ketimbang anugerah.
Seorang anak bisa menjadi lebih atau kurang cerdas di samping
tergantung pada kondisi keluarga dimana ia pertama kali mengawali
hidupnya, juga pada lingkungan sosial dan pendidikan ia alami. Disinilah
Madrasah diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam pembentukan
intelektual, emosional dan sepiritual anak. Madrasah seharusnya menjadi
wadah pemupukan kecerdasan setiap siswa dan di atas segalanya menjamin
agar setiap anak mendapat kesempatan belajar yang sama dan layak.
Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal tersebut, Madrasah perlu memiliki kultur Madrasah diantaranya :
- Lingkungan yang teratur,
- Kesepakatan dan kerja sama antar guru,
- Konsentrasi kepada kemampuan dasar dan waktu yang dibutuhkan untuk belajar,
- Pemantauan terhadap kemajuan siswa,
- Administrasi dan kepemimpinan,
- Kebijakan yang melibatkan orang tua,
- Harapan yang tinggi.
Berkenaan dengan itu, tiga karakter dasar madrasah di bawah ini perlu
dikembangkan secara holistic agar dapat menciptakan Madrasah yang
mendekati kriteriea-kriteria idealisme pendidikan modern.
- Memiliki Kultur yang Kuat
Kultur merupakan jiwa madrasah yang memberikan makna bagi setiap
kegiatan kependidikan Madrasah dan menjadi jembatan antara aktivitas dan
hasil yang dicapai. Kultur adalah sebuah keadaan yang mengantarkan
siswa Madrasah melebihi batas-batas kekurangan manusiawi menuju tingkat
kereativitas, seni dan intelek yang tinggi. Kultur juga merupakan
kendaraan untuk mentransimisikan nilai-nilai Pendidikan. Karena itu
Kultur Madrasah, dalam hal ini Kultur Belajar, haruslah di bangun sejak
awal agar semua elemen madrasah memiliki komitmen untuk kemajuan
madrasah.
- Kepemimpinan Kolaboratif dan Belajar Kolektif
Kepemimpinan dalam Madrsah haruslah didefinisikan sebagai sebuah
proses belajar bersama yang saling menguntungkan yang memugkinkan
seluruh unsur masyarakat Madrasah turut ambil bagian dalam membangun
kesepakatan yang mengakomodir berbagai kepentingan. Kolaborasi yang
dimaksud bukan hanya sekedar berarti setiap orang mampu menyelesaikan
pekerjaannya, tapi yang terpenting adalah semuanya dilakukan dalam
suasana kebersamaan dan saling mendukung. Kolaborasi menjadi syarat
jika kita ingin agar Madrasah menjadi learning organization karena kolaborasi berhubungan erat dengan norma dan kesempatan bagi terjadinya proses belajar yang terus menerus.
Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa proses belajar umumnya
merupakan aktifitas komunal, sebuah proses tukar menukar budaya antara
individu atau kelompok, karena itu model kepemimpinan kolaboratif
menjadi penting dikembangkan di madrasah. Model kepemimpinan kolaboratif
ini menemukan titik relevansinya ketika setiap Madrasah diharuskan
memiliki Majelis Madrasah sebagai patner aktif Madrasah dalam
meningkatkan mutu pendidikannya.
- Membebaskan Siswa Menghadapi Perubahan atau Ketidakpastian
Hidup adalah perubahan, secara alami perubahan tidak bisa diprediksi.
Agar bisa memahami dan berbuat dalam kondisi yang tidak bisa diprediksi
tersebut sebuah upaya pendidikan yang terus menerus, seumur hidup
menjadi sebuah kemestian. Dengan kata lain untuk menciptakan budaya
belajar yang terus menerus maka perubahan perlu diciptakan, perubahan
dalam bentuk ketidakpastian dan keraguan perlu secara sengaja diciptakan
di Madrasah untuk mendorong terciptanya kegiatan belajar yang terus
menerus.
Jika intelligence berarti kemampuan untuk mencari apa yang meragukan
dan berusaha memahaminya, dan jika tujuan pendidikan formal adalah untuk
memupuk intellgensia manusia, maka madrasah hendaknya membuka diri
terhadap ketidakpastian. Sebuah lembaga pendidikan yang secara aktif
merespon ketidakpastian adalah penting untuk kelangsungan sebuah
masyarakat yang belajar.
Amizan Wardi, Guru MIN 1 Belitung Timur. (http://babel.kemenag.go.id/id/opini/).
Posting Komentar untuk "Menciptakan Madrasah Yang Ideal "