Materi dan Tujuan Dakwah



Oleh Sakiyem, S.Ag 
Penyuluh Agama Islam Pada Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang

A.MATERI DAKWAH
Materi dakwah ialah ajaran Islam. Ajaran-ajaran agama Islam inilah yang wajib disampaikan kepada umat manusia dan mengajak mereka agar mau menerima dan mengikutinya. Diharapkan agar ajaran-ajaran Islam benar-benar dapat diketahui, dipahami, dihayati dan diamalkan, sehingga mereka berada dalam kehidupan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Ajaran-ajaran Islam itu dapat dibagi menjadi tiga bagian:
  1. Keyakinan atau Akidah
Akidah  merupakan fundamen bagi setiap muslim. Akidah inilah  yang menjadi dasar dan memberi arah bagi hidup dan kehidupan seorang muslim. Akidah  merupakan tema bagi dakwah Nabi Muhammad SAW ketika beliau pertama kali melakukan dakwah di Mekah. Hal ini dapat dilihat di dalam kandungan ayat-ayat makiyah. 
Akidah  juga merupakan tema bagi dakwah para rasul yang diutus sebelumnya. Akidah ini merupakan keimanan kepada Allah SWT, para malaikat , kitab-kitab yang diwahyukan kepada para rasul, adanya hari kiamat, dan adanya qodha dan Qodar serta masalah-masalah yang berkaitan dengan pokok-pokok keimanan.  Akidah Islamiah ini pernah diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau menjawab pertanyaan malaikat Jibril AS sebagai berikut : 
Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan adanya takdir baik dan buruk (yang diciptakan) oleh-Nya.” (HR. Muslim dari Umar)
  1. Hukum-hukum
Hukum-hukum itu merupakan peraturan atau sistem yang disyari’atkan oleh Allah SWT untuk manusia,baik secara terperinci maupun pokok-pokoknya saja, kemudian Rasulullah  SAW yang memberi keterangan dan penjelasan hukum-hukum ini meliputi:
Bagian pertama ialah ibadah, yaitu suatu sistem yang mengatur tentang hubungan manusia sebagai hamba dengan Tuhannya sebagai dzat yang wajib disembah. Ibadah ini meliputi tata cara sholat, zakat, puasa, haji dan ibadah-ibadah lainnya. 
Nabi Muhammad SAW bersabda : “Islam dibangun di atas lima perkara: 1, Bersaksi bahwa tidak  ada Tuhan  yang  patut disembah  dengan hak kecuali Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW itu adalah utusan Allah. 2, Mendirikan sholat. 3. Menunaikan zakat. 4. Berpuasa di bulan romadhon dan 5.  beribadah haji . (HR. Al-Bukhari dari Ibn umar).
Bagian kedua hukum keluarga ( al- ahwalusy ayakhshiyah) meliputi hukum pernikahan, nasab,waris, nafkah dan masalah-masalah yang berada dalam lingkunganya.Bagian ketiga hukum almuamalatul maliyah : hukum yang mengatur tentang ekonomi, meliputi hukum jual beli, gadai, perburuhan, pertanian dan masalah-masalah yang berada dalam lingkupnya.Bagian keempat hukum pidana, meliputi hukum qishas, ta’zir dan masalah-masalah yang berada dalam lingkupnya.
Bagian kelima hukum-hukum ketatanegaraan, meliputi hukum perang, perdamaian, ghanimah, perjanjian dengan negara-negara lain dan masalah-masalah yang berkaitan dan berada dalam lingkup ketatanegaraan .
Lima macam pembagian hukum ini dikemukaan oleh Mahmud Syaltut dalam bukunya “Min Hudal Qur’an
Sedang kitab fikih yang lama membaginya menjadi empat bagian pokok, yaitu ; 1.Ibadah, 2. mu’amalah (perdata),3. Munakahah (pekawinan) dan 4. Jinayah (pidana).
Hukum-hukum itu semuanya telah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau membina masyarakat Islam di Madinah dan dilanjutkan oleh khalifah-khalifah yang menggantikannya.
  1. Akhlaq dan moral




Akhlak dan moral merupakan pendidikan jiwa agar jiwa seseorang dapat bersih dari sifat-sifat yang tercela dan dihiasi dengan sifat-sifat terpuji, seperti rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong antar sesama manusia,sabar,tabah,belas kasih, pemurah dan sifat-sifat terpuji lainnya. Akhlaq yang mulia merupakan buah dari imannya dan amal perbauatannya. Pendidikan jiwa ini amat penting sebab jiwa ini merupakan sumber dari perilaku manusia. Kalau jiwa seseorang buruk niscaya buruklah perilakunya. Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Ingatlah ! Sesungguhnya di dalam tubuh kita ada sekerat daging. Jika ia baik maka baiklah tubuh itu semuanya dan jika ia rusak maka rusaklah tubuh itu semuanya, ingatlah sekerat daging itu adalah hati.” (Hr.Al-Bukhari dan muslim dari An’man Bin Basyir).”

Tiga macam bidang ajaran ini tidak dapat dipisah-pisahkan,sebab yang satu dengan lainnya saling berkaitan amat eratnya, sekalipun bisa dibeda-bedakan. Kalau penulis menggambarkan tiga macam bidang ajaran-ajaran Islam itu bagaikan sebuah pohon yang amat rindangnya yang terdiri dari akar yang berada di dalam perut bumi berupa akidah. Sedangkan batang pohonnya ialah hukum-hukum yang disyari’atkan oleh Allah SWT dan buah serta dedaunannya adalah akhlaq karimah.

B. TUJUAN DAKWAH
  1. Tujuan dakwah dari segi obyeknya
Dakwah sebagai suatu aktivitas dan usaha pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Sebab tanpa tujuan ini maka segala bentuk pengorbanan dalam rangka kegiatan dakwah itu menjadi sia-sia belaka. Oleh karena itu tujuan dakwah harus jelas dan konkrit, agar usaha dakwah itu dapat diukur berhasil atau gagal. Kalau ditilik dari obyek dakwa maka tujuan dakwa itu dapat dibagi menjadi empat macam;
  a.Tujuan perorangan, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat. Berprilaku sesuai dengan hukum-hukum yang disyari’atkan Allah SWT dan berakhlaq karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat manusia itu menjadi muslim secara tuntas, dari ujung rambut ke dua tumit telapak kakinya,sebagaimana diperintahkan  Allah SWT
 "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah, 2 : 208 ).
Di tempat lain Allah SWT berfirman memuji kebagusan orang yang berpribadi muslim.,yang tiada taranya sebagaimana berikut ini:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (An-Nisa : 125)

b. Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluarga bahagia, penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga Allah berfirman :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum: 21)

 c. Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya masyarakat sejahtera yang penuh dengan suasana ke-islaman. Suatu masyarakat dimana anggota-anggota mematuhi peraturan-peraturan yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, saling bantu membantu,penuh rasa persaudaraan, senasib sepenanggungan. Nabi Muhammad menggambarkan Islam sebagai berikut :
Terjemahnya :
Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling berbelas kasih dan saling mempunyai kesamaan rasa (diantara) mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila  salah satu anggotanya merasa sakit maka seluruh anggota badannya ikut merasakan tidak tidur dan merasa demam panas.” (HR. Bukhari).
d. Tujuan untuk umat manusia ,yaitu terbentuknya masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya dunia tanpa diskriminasi dan ekploitasi, saling tolong-menolong dan hormat menghormati. Dengan demikian alam smesta ini seluruhnya dapat menikmati islam sebagai rahmat bagi mereka . Allah berfirman:
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiya, 21:107)




  1. Tujuan Dakwah Dari Segi Materinya
Disamping tujuan-tujuan tersebut di atas, terdapat juga pembagian tujuan dakwah yang ditinjau dari sudut materi dakwah;
  1. Tujuan akidah, yaitu tertanamnya suatu akidah yang mantap di setiap hati seseorang, sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam itu tidak lagi dicampuri dengan rasa keraguan. Realisasi dari tujuan ini ialah bagi orang yang belum beriman menjadi beriman , bagi orang yang imannya masih ikut-ikutan menjadi orang yang beriman karena melalui bukti-bukti nakhli dan dalil akli, bagi orang yang imannya masih diliputi dengan keraguan menjadi orang yang imannya mantap sepenuh hati. Untuk melihat keberhasilan tujuan ini melalui perbuatan sehari-hari. Sebab amal perbuatannyalah yang membuktikan keadaan iman seseorang, berakar atau tidaknya di dalam hatinya. Hal ini seirama dengan definisi iman: Mengucapkan dengan lidah, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dengan anggota badan.”
  2. Tujuan hukum, yaitu kepatuhan setiap orang terhadap hukum-hukum yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasinya ialah orang yang belum melakukan ibadah menjadi orang yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran, bagi orang yang belum mematuhi peraturan-peraturan agama Islam menjadi orang yang mau dengan kesadarannya sendiri mematuhi peraturan-peraturan itu.
  3. Tujuan akhlak, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang luhur, dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat-sifat yang tercela. Realisasi dari sifat ini dapat dilihat dari enam faktor :
  4. Hubungan dia dengan Tuhannya. Misalnya menjadi dirinya sendiri sebagai seorang hamba Allah yang setia, tulus dan tidak menghambakan dirinya kepada hawa nafsunya atau kepada selain Allah SWT.
  5. Hubungan dia dengan dirinya. Misalnya terhiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji seperti jujur, berani, mau memelihara kesehatan jasmani dan rohaninya, rajin bekerja dan penuh disiplin.
  6. Hubungan dia dengan sesama muslim. Yaitu mencintai sesama muslim sebagaimana mencintai diri sendiri.
  7. Hubungan dia dengan sesama manusia. Yaitu dengan saling tolong menolong, hormat-menghormati dan memelihara kedamaian bersama.
  8. Hubungan dia dengan alam sekelilingnya. yaitu dengan memelihara kelestarian alam semesta dan mempergunakannya untuk kepentingan umat manusia dan sebagai tanda kebaktiannya kepada Allah SWT sebagai dzat pencipta alam smesta.
  9. Hubungan dia dengan kehidupan. Demikian pada setiap manusia supaya bersikap sedang di dalam menikmati kehidupan alam semesta duniawi ini  dan kenikmatan yang dihalalkan oleh agama Islam jangan sampai terlalu bermewah-mewahan atau selalu serba kekurangan. Hidup dengan penuh kesederhanaan.
Semua tujuan-tujuan di atas merupakan penunjang daripada tujuan final upaya dakwah. Tujuan  final dari upaya dakwah ini adalah “Terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia lahir batin di dunia kini dan di akherat nanti di dalam naungan mardhatillah.” Tujuan akhir ini dapat dibaca dari doa sapujagat yang menjadi tujuan umat manusia yang beriman kepada Allah SWT.

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (QS. Al-Baqorah : 201)


B. Kesimpulan
Materi  dakwah  yang dibahas meliputi : keyakinan (akidah), hukum-hukum serta akhlak dan moral seyogyanya dapat dijadikan stimulan yang  menjembatani  (memotivasi) bagi rekan-rekan pemburu ilmu, juru dakwa dan rekan penyuluh  untuk mengkaji lebih dalam dan mentransfer ilmu kepada ummatnya.
Dengan demikian diharapkan ajaran-ajaran islam dapat diketahui, dipahami, dihayati dan diamalkan sehingga mereka hidup dan berada dalam kehidupan yang sesuai dengan norma-norma Islam. Lebih jauh , Terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan lahir batin dunia akherat. (babel.kemenag.go.id).




Posting Komentar untuk "Materi dan Tujuan Dakwah"