Kisah Inspiratif : Hubungan Santri dan Kyai

Kunjungan sang Mahaguru, Mbah Kholil Bangkalan ke Tebuireng Jombang mengejutkan mbah Hasyim Asyari. Dalam tradisi pesantren tidak ada istilah "mantan santri" atau "mantan kiyai" sampai akhir hayat santri ya tetep santri, kiyai ya tetep kiyai. Mbah Kholil Bangkalan adalah guru bagi kyai Hasyim. Untuk itulah segala hal dipersiapkan untuk menyambut tamu istimewa ini.
Masalahnya mbah Kholil tidak hanya berkunjung, melainkan ingin nyantri, belajar pada kiyai Hasyim, yang memang sudah dikenal reputasinya sebagi ahli hadis. 
Begitu mbah Kholil rawuh di Tebuireng, beberapa santri ditugaskan mempersiapkan kamar khusus buat mbah Kholil, setelah rampung, maka dengan takdhimnya kiyai Hasyim mendekat dan matur: 
"Kiyai..mohon istirahat di kamar yang telah disediakan, jangan tidur seperti santri-santri biasa, cucian juga biar dicucikan, jangan mencuci sendiri," kata kiyai Hasyim.

Dengan tersenyum mbah Kholil membalas:
"Hasyim, disini saya datang sebagai santri, seperti santri-santri yang lain, jadi jangan diistimewakan dan dipisahkan dengan santri-santri yang lain. Dulu, di pesantren Bangkalan, memang benar aku kyaimu, dan kamu santriku, tapi disini sebaliknya, kamu kyaiku dan aku ini santrimu".

"Tapi kiyai..." kata kiyai Hasyim kebingungan.
Karena bagaimanapun mbah Kholil adalah gurunya, kiyainya (tak peduli saat ini sudah jadi ustadz, kyai besar, profesor, doktor, pejabat...kyai ya tetap kiyai, guru ya tetap guru, senajan guru ning TK, kiyai mulang alif, ba, ta..inilah adab santri dan murid... tak malu cium tangan jika ketemu, meskipun dia lebih berharta dan berpangkat).
Setelah berfikir keras, kiyai Hasyim punya ide, maka didatangi mbah Cholil dikamarnya.

"Kiyai Kholil" kata kiyai Hasyim agak di wibawa-wibawakan.

"Apa benar kiyai, menganggap saya sebagai guru..?" lanjut kiyai Hasyim

Mbah Cholil agak bingung dan terkejut mendengar pertanyaan mantan santrinya.

"Iya benar, kamu adalah guru saya," balas mbah Kholil

"Kalo begitu saya perintahkan agar kiyai Kholil meninggalkan kamar ini, segera menempati kamar yang sudah disediakan, makanan akan diantar ke kamar, jadi tidak perlu antri seperti santri yang lain, cucian juga akan di cucikan, jadi tidak perlu antri kamar mandi. Ini bukanlah permintaan seorang santri kepada kiyainya, tapi perintah kiyai pada santrinya".

Mendengar itu, mbah Cholil terkejut lalu berdiri dan menuruti perintah "gurunya".

Indahnya adab santri, adab murid pada gurunya, pada kiyainya...jangan malu mencium tangannya, dimanapun berada. (dari kisah2 inspiratif).

Posting Komentar untuk "Kisah Inspiratif : Hubungan Santri dan Kyai "