Kukuh Berhijab, Miftahul Jannah Pilih Tinggalkan Judo

Miftahul Jannah, salah seorang atlet putri Indonesia yang berlaga di Asian Para Games 2018 mendadak menjadi perbincangan banyak orang. Miftahul Jannah merupakan atlet judo putri Indonesia tidak diperbolehkan mengikuti pertandingan disebabkan oleh jilbab yang dipakainya.


Miftahul Jannah diminta untuk melepas jilbab yang dikenakan jika ingin mengikuti pertandingan. Namun, karena tetap bersikukuh untuk tidak melepas jilbabnya, Miftahul Jannah harus rela di diskualifikasi dari ajang yang tengah digelar di Jakarta itu.

Sontak saja, pendirian yang terus dipegang Miftahul Jannah menuai simpati banyak orang. Dia dipuji oleh banyak pihak terkait sikapnya tersebut, dia didukung dan menjadi panutan. Berikut fakta seputar Miftahul Jannah, atlet Blind Judo Indonesia yang membanggakan dilansir dari kantor berita Antara:

Ada Larangan Mengenakan Jilbab

Meski banyak orang menyayangkan terkait kejadian yang dialami oleh Miftahul Jannah, namun larangan mengenai larangan mengenakan jilbab memang sudah menjadi aturan di dalam pertandingan judo. Hal tersebut diungkapkan oleh penanggung jawab pertandingan judo Asian Para Games 2018 Ahmad Bahar.

"Dia mendapatkan diskualifikasi dari wasit karena ada aturan wasit dan aturan pertandingan tingkat internasional di Federasi Olahraga Buta Internasional (IBSA) bahwa pemain tidak boleh menggunakan jilbab dan harus lepas jilbab saat bertanding," ujarnya seperti dilaporkan kantor berita Antara.

Bahar menjelaskan jika atlet tetap menggunakan jilbab, itu bisa menjadi keuntungan bagi lawan sang atlet karena bisa mencekik leher dan membanting atlet tersebut, hal tersebut yang menjadikan jibab cukup membahayakan dalam olahraga judo.

Mengetahui Aturan Tersebut

Miftahul Jannah mengakui telah mengetahui tentang aturan menggunakan jilbab dalam pertandingan judo. Dia memilih untuk tetap bertanding demi mempertahankan prinsip bahwa judoka (sebutan atlet judo) muslimah tetap bisa menggunakan jilbab dalam bertanding dan tidak perlu melepasnya.

"Sebelumnya Miftah sudah tahu bahwa ada aturan untuk membuka jilbab ketika pertandingan dimulai, Miftah ingin menerobos itu semua. Miftah menantang aturan itu karena Miftah ingin mempertahankan prinsip Miftah untuk Miftah sendiri dan untuk teman-teman atlet muslim lainnya kalau bisa harus mempertahankan hijabnya”, ucapnya.


Banjir Apresiasi

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengapresiasi keputusan Miftahul Jannah yang tetap teguh pendirian dan enggan melepas hijab yang tengah dikenakannya. Dia menilai keputusan perempuan berusia 21 tahun tersebut sangat luar biasa dan harus diapresiasi.

"Pemerintah dan kita semua melihat Miftah yang memegang teguh prinsipnya yang sangat luar biasa. Ini perlu diapresiasi dan Alhamdulillah kami sangat bersyukur," ujar Imam Nahrawi.

Tinggalkan Judo, Beralih ke Catur

Mendapati regulasi judo yang melarang ateltnya menggunakan jilbab, Miftah tidak bisa tetap memaksakan diri. Dia akhirnya berniat untuk meninggalkan olahraga judo dan beralih ke cabang catur. Meskipun nanti aturan larangan menggunakan jilbab dihapus dan dirubah, Miftah menegaskan bahwa dia tidak akan kembali ke olahraga judo dan akan menekuni catur.

"Enggak (kembali menekuni judo), Miftah akan berkomitmen, akan berusaha jadi atlet catur meskipun banyak rintangan yang harus dilewati," ucap Miftah. (pikiran rakyat).


Posting Komentar untuk "Kukuh Berhijab, Miftahul Jannah Pilih Tinggalkan Judo"