Oleh : Urip Mulya
Pengawas Bina Madrasah Kemenag Kab. Sukabumi
Banyak cara yang bisa dilakukan para
guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Apalagi pada
madrasah-madrasah dibawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi
yan telah berkomitmen menuju Madrasah Ramah Anak (MRA). Memberikan mutu
layanan pendidikan yang terbaik adalah bukti ikhtiar nyata yang selalu
diupayakan.
Mengajar bukanlah hanya sekedar proses
transformasi ilmu, namun ada hal essensi lain yang bisa kita berikan
pada peserta didik. Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan
dapat meninggalkan kesan yang baik perlu kiranya untuk diperhatikan.
Pada sebagian guru, mengajar masih dirasa sebagai perkara yang
gampang-gampang sulit.
Sekedar berbagi pengalaman dalam
menjalankan darma bakti sebagai seorang guru, ada beberapa hal yang
ingin penulis bagikan. Tulisan yang penulis kutip dari salah satu
artikel ini juga sebagai bahan refleksi bagi diri penulis sendiri untuk
selalu berproses ke arah yang lebih baik.
Banyak teknik yang dapat dilakukan para
guru untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan,
mungkin salah satunya adalah dengan teknik SOFTEN. Apa itu teknik SOFTEN?.. Teknik SOFTEN hanyalah salah satu alternatif teknik yang dapat kita terapkan di kelas.
Teknik SOFTEN yang penulis maksud adalah (Smile, Open Gesture, Forward lean, Touch, Eye contact, Nod). Teknik SOFTEN
biasanya digunakan oleh orang-orang yang bergelut di dunia bisnis,
khususnya dalam melakukan negosiasi. Menurut para psikologi seseorang
berbicara menggunakan teknik ini dapat membuat lawan bicara akan merasa
nyaman dan merasa dihargai.
Bagaimana kita bisa mengadopsinya untuk kepentingan mengajar?
- Smile (Senyum)
Memberikan senyuman yang kadang terkesan
sepele, acap kali juga terasa sulit untuk dilakukan. Apalagi sebagai
manusia biasa, guru yang pada hakikatnya juga manusia biasa juga,
hidupnya tak luput dari banyak permasalahan yang melanda.
Memberikan senyuman walau hanya tiga
detik, dapat menularkan aura dan semangat positif bagi peserta didik.
Mungkin tidak mudah, tapi tak ada salahnya untuk memulai mencoba.
Bukankah, senyuman juga bagian dari ibadah?
- Open Gesture (Terbuka)
Open Gesture ini kadang dapat
diartikan sebagai keterbukaan pada materi yang akan/sedang dibicarakan.
Kita menerima kritikan dan masukan dari siswa untuk memperbaiki diri
kita dalam proses pembelajaran. Ada pula yang menyatakan Open gesture sebagai sikap guru dengan ekspresi yang terbuka, tidak kaku hingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
- Forward lean (membungkuk ke arah depan)
Membungkukikan badan dan mendekatkan
diri ke arah siswa yang mengajaukan sebuah pertanyaan adalah sebuah
sikap yang dapat menggambarkan bentuk penerimaan dan sigap melayani.
Sebuah sikap yang juga mencerminkan kesigapan untuk mendengar apa yang
mereka tanyakan. Sikap seperti ini juga memberikan kesan pada peserta
didik, bahwa guru selalu siap untuk memberikan jawaban dan pengetahuan
yang dibutuhkannya.
- Touch (Sentuh)
Memberikan sentuhan pada kepala atau
bahu peserta didik, juga merupakan sebuah ungkapan lain dalam memberikan
sebuah penguatan. Sentuhan dan usapkan kepala atau bahunya seraya
mengatakan: "Wah... pintar kamu". Selain itu hal ini juga merupakan
sebuah penguatan psikologis tersendiri bagi mereka. Menjadikan mereka
pribadi-pribadi yang bernilai bagi orang lain.
- Eye contact (Tatap Mata)
Memberikan pandangan ataupun tatapan
dengan rasa kasih sayang yang tulus. Menatap mata siswa yang dimaksud,
juga dapat memberika kesan bahwa siswa tersebut penting dan berharga di
mata guru. Dengan menatap sorot matanya, guru dapat membaca apa yang ada
di dalam hatinya. Cukup dengan 3 detik, memberikan perhatian khusus
pada satu siswa baru mengalihkan pandangan pada siswa lain atau objek
lain seperti papan tulis atau gambar yang sedang kita jelaskan.
Hal ini juga sekaligus mengajarkan
peserta didik tentang adab berbicara pada orang lain. Apalagi di jaman
sekarang, banyak kebiasaan berbicara yang mulai mengabaiakan orang lain
karena phubbing (kebiasaan berbicara dengan lawan bicara dengan tidak memperhatikan lawan bicara, namun lebih asyik memperhatikan gawai).
- Nod (Mengangguk)
Anggukan kadang terkesan hal remeh lain
pada saat kita sedang membangun komunikasi dengan pihak lain, termasuk
siswa. Mencoba mendengarkan, dan mengangguk sebagai pertanda kita
mencoba memahami dan menyetujui apa yang sedang lawan bicara kita
katakan. Peserta didik tentu akan merasa dihargai jika kita memberikan
anggukan saat dia mengutarakan pendapatnya.
Demikianlah sedikit bahan renungan bagi
rekan-rekan sekalian, dan sekali lagi sebagai bahan refleksi bagi diri
penulis sendiri. Semoga tulisan singkat ini bisa memberikan manfaat bagi
rekan-rekan sesama pendidik dan pengajar.
Sumber: http://jabar.kemenag.go.id/opini-498-teknik-soften-dalam-pengajaran-di-kelas.
Posting Komentar untuk "Teknik Soften dalam Pengajaran di Kelas "