Kakanwil Sumbar Ungkap Berbagai Masalah Haji Untuk Mencapai Istitha'ah

Foto Kemenag Sumbar
Persoalan-persoalan haji memang sangat kompleks sehingga menjadi kajian secara serius oleh pejabat Kemenag pusat mengingat dampak sistemik dari pandemi covid 19 ini. Namun demikian, setiap tahun ada saja inovasi baru yang diluncurkan Kementerian Agama untuk memaksimalkan pelayanan jemaah. Dengan tujuan memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan maksimal. 

Poin ini disampaikan Kakanwil Kemenag Sumbar H Hendri di awal materi, saat menjadi pembicara pada acara Pembinaan KBIHU pasca Pandemi Covid-19, Selasa (15/12/2020) di Hotel Emersia Batu Sangkar.

Mantan Kakankemenag Kota Pariaman ini menyarankan agar KBIHU yang ada dapat bekerja secara profesional dan membimbing jemaah haji secara private dan instensif.

Mengingat masih banyak jemaah haji dan umrah yang memiliki keterbatasan pengetahuan haji dan umrah. Terlebih lagi jumlah jemaah dari tahun ke tahun terus meningkat.

 "Untuk tahun 2019 saja mencapai 221 ribu orang, dimana kuota haji ini dialokasikan untuk jemaah haji reguler sebanyak 214 ribu dan 17 ribu untuk haji khusus," terangnya dihadapan 100 peserta utusan KBIHU, jemaah dan ASN yang hadir.

Disamping itu, pejabat kelahiran Agam ini mengungkapkan  penyelenggaraan haji harus dilaksanakan dengan asas profesionalitas dan akuntabilitas. Dengan tujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik baiknya bagi jemaah, sehingga mereka dapat beribadah dengan sempurna.

Baca juga: Calon Jamaah Haji Kini Bisa Belajar Manasik Haji Online

Selain membahas peran KBIHU terhadap pelaksanaan ibadah haji, Hendri juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap sederet permasalahan jemaah yang mesti diatasi dari tahun ke tahun. 

Pertama, jemaah haji yang belum mandiri sehingga di tanah suci menjadi beban bagi orang lain. harus dibimbing terus sampai di tanah suci.

Kedua, keterbatasan pengetahuan dan dangkalnya wawasan jemaah haji. "Ini sangat disayangkan, sementara mereka sudah berkorban harta, tenaga serta perasaan sampai 20 tahun menunggu, namun sampai di tanah suci tidak mampu," ungkapnya.

Kakanwil menilai sudah sepatutnya jemaah haji berpengetahuan dan berwawasan tentang ibadah haji. "Misalnya thawaf dimulai dari hajar aswad," ungkapnya mencontohkan.

Ketiga, banyaknya jemaah yang pergi menunaikan ibadah di usia lanjut. Keempat jemaah yang belum pernah bepergian keluar negeri atau bahkan yang kali pertama naik pesawat.

Menurutnya ini adalah tanggungjawab peran dan upaya pemerintah. Selain memberikan bimbingan di tanah haram, perlu mencetak para petugas haji yang handal dan profesional dalam berdedikasi. "Sekaligus yang mampu menciptakan inovasi bimbingan kepada jemaah," pintanya.

Ia menyebut sejauh ini Kemenag sudah melakukan langkah termasuk mitigasi yang tepat terhadap hal tersebut, bahkan menetapkan regulasi bahwa 1 petugas pembimbing ibadah untuk setiap kloter yang berjumlah 380-500 orang. 

Dalam materinya  Hendri juga menyinggung bahwa tujuan utama dari pembinaan KBIHU adalah kemandirian jemaah. Dan kini, sambung mantan Kasubbag TU Kakankemenag Pasaman ini, Kemenag terus berupaya untuk membentuk haji mandiri.

 "Kemenag berupaya membentuk haji mandiri, melalui program manasik haji sepanjang tahun."katanya. 

Ia memaparkan ada dua jalur pembimbingan jemaah haji sebagai hak. Pertama melalui KBIHU dengan 15 kali tatap muka untuk manasik haji. Kedua, melalui kementerian Agama yang digeber sebanyak 8 kali di kecamatan dan 2  kali di Kabupaten/kota.

Maka peran KBIHU ini yang sangat diharapkan agar jemaah haji menjadi mabrur. Bagaimanapun peran KBIHU sebagai mitra kemenag adalah kendali kloter.

Untuk itu ia mengimbau KBIHU agar menerapkan 3 hal utama dalam sistem pembinaan yaitu istitho'ah ibadahnya, istitho'ah perjalanannya dan istitho'ah kesehatannya. (alifah). #sumber https://haji.kemenag.go.id/v4/berita-kakanwil-ungkap-berbagai-masalah-haji-dan-inovasi-pembinaannya-demi-mencapai-3-istithaah

Posting Komentar untuk "Kakanwil Sumbar Ungkap Berbagai Masalah Haji Untuk Mencapai Istitha'ah"