Masa Pandemi, Animo Masyarakat Umroh Turun Hingga 99 Persen

Suasana Masjidil Haram Jum'at 25 Desember 2020 (Foto @HaramainInfo).

Kalangan penyelenggara umrah kini merasakan "pahit" atau sulitnya mengurusi penyelenggaraan umroh di masa-masa pandemi covid-19 ini. Para penyelenggara travel umroh ini merasakan sepinya minat masyarakat untuk melakukan ibadah umroh.

Informasi yang diperoleh TVHaji.net dari asosiasi travel haji dan umroh, Asphurindo, menyebutkan bahwa sepinya minat masyarakat melakukan umroh mencapai angka 99 persen, pasca dibuknya umroh per 1 November 2020. 

Hal ini terjadi karena di masa pandemi covid-19 otoritas di Saudi mempersempit gerak jamaah umroh dan banyaknya aturan yang harus dijalani oleh jamaah karena harus mengikuti protokol kesehatan.

Seperti karantina, dan pembatasan ibadah di Masjidil Haram. Itulah yang dinilai Asphurindo sebagai aspek yang membuat masyarakat muslim enggan untuk menunaikan ibadah umroh. Kecuali waktu yang tidak efektif ibadah di al-Haram, biaya sangat mempengaruhi juga.  

Hal-hal seperti itu pula yang dirasakan oleh Anita, jamaah umroh asal Padang Sumatera Barat (Sumbar). Ia merasa bahwa umroh di tengah pandemi Covid-19 dirasakan kurang efektif.

Dari pengalaman pribadinya, Anita merasa waktu yang ia lewati selama berangkat umroh lebih banyak di tempat karantina. Selain itu ia juga merasa lebih banyak mengeluarkan biaya tambahan.

"Waktu banyak terpakai karena lebih banyak di tempat karantina  Covid-19. Saya berangkat waktu itu dari Jakarta," kata Anita dilansir Humas Kemenag Sumbar, Ahad beberapa waktu lalu (13/12/2020).

Berdasarkan pengalamannya, Anita harus rapid test sebelum berangkat ke Jakarta. Sampai di Jakarta ia harus karantina di hotel khusus yang diakui oleh Kementerian Haji Arab Saudi selama dua hari dengan biaya yang lumayan besar.

Begitu sampai di Saudi ia juga harus dikarantina tiga hari. Kemudian melakukan test swab dengan standar yang jauh lebih tinggi dari swab yang dilakukan di Indonesia.

"Sehingga bisa saja karena kelelahan penerbangan, hasil swabnya positif sesampai di Saudi," ucap Anita.

Selanjutnya para jamaah juga diawasi sangat ketat saat beribadah di Masjidil Haram. Di masjid al-Haram jamaah  hanya diperbolehkan melaksanakan ibadah umroh yakni towaf dan sa'i selama tiga jam. Setelah  umroh selesai, jamaah diarahkan petugas untuk meninggalkan Masjid.

Selama berada di Saudi para jamaah diberi tanda pengenal khusus dengan QR Code yang memuat seluruh data jamaah yang bersangkutan. Anita pun mengingatkan calon jamaah umroh agar benar-benar paham keadaan di Saudi. 

Ia menyarankan bila ingin umroh benar-benar dalam kedaan fit dan usia relatif masih muda. (ihram|azka).

1 komentar untuk "Masa Pandemi, Animo Masyarakat Umroh Turun Hingga 99 Persen "

  1. ya karena ongkosnya mahal dan disana tidak maksimal dalam ibadah di masjidil haram makanya orang jd berhitung untuk pergi umrah...

    BalasHapus