Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melepas ekspor perdana dua ton buah manggis ke Tiongkok, yang diproduksi para petani manggis Bali, binaan Dewan Pimpinan Daerah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Depidar SOKSI) Bali. Keberhasilan ekspor tersebut merupakan bagian dari Gerakan SOKSI Membangun, dimana setiap pengurus Depidar SOKSI membina para petani maupun pelaku usaha UMKM untuk menembus pasar ekspor.
ketua mpr bambang soesatyo melepas ekspor buah manggis (foto bamsoet) |
Turut
hadir para pengurus Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI, antara
lain Ketua Dewan Pembina Bobby Suhardiman, Ketua Umum Ahmadi Noor Supit,
Ketua Harian AA Bagus Adhi Mahendra.
Ketua
DPR RI ke-20 ini menekankan, daya tarik buah manggis tidak sekedar dari
rasanya yang manis dan kaya serat, melainkan juga dari beragam
manfaatnya bagi kesehatan. Antara lain sebagai sumber antioksidan,
memiliki sifat anti peradangan, memiliki efek anti-kanker, membantu
penurunan berat badan, mengontrol kadar gula darah dalam tubuh,
meningkatkan daya tahan tubuh, membantu menjaga kesehatan kulit,
menyehatkan jantung, mendukung kesehatan pencernaan, dan mengatur
tekanan darah. Selain itu ekstrak buah manggis juga banyak dimanfaatkan
menjadi bahan baku industri farmasi dan kosmetik.
"Nilai
ekspor manggis Indonesia masih fluktuatif, namun sudah mulai menunjukan
tren positif. Sebagai gambaran, pada tahun 2018 Indonesia mengekspor
sekitar 38.841 ton manggis, dan pada tahun 2019 mengalami penurunan
menjadi sekitar 27.793 ton. Pada September 2020, totalnya meningkat
signifikan menjadi sekitar 47.348 ton. Bali termasuk penyumbang terbesar
ekspor manggis Indonesia, di tahun 2019 ekspornya mencapai 5.199 ton,
meningkat dari tahun 2018 yang mencapai 4.051 ton," kata Bamsoet.
Wakil
Ketua Umum KADIN Indonesia mengungkapkan, sepanjang tahun 2020,
Tiongkok tercatat sebagai tujuan ekspor ketiga Indonesia (sebanyak
10.355 ton), setelah Hong Kong (25.608 ton), dan Malaysia (10.694 ton).
Menjelang tahun baru Imlek, kebutuhan buah tropis seperti manggis akan
meningkat. Momentum ini harus dioptimalkan untuk meningkatkan nilai
ekspor manggis Indonesia, dengan tetap menjaga kualitas produk yang
dihasilkan.
"Meningkatnya
permintaan pasar ekspor terhadap buah manggis juga harus disikapi
dengan upaya memperbaiki iklim investasi pertanian. Antara lain dengan
melakukan deregulasi, serta penyediaan fasilitas Kredit Usaha Rakyat
(KUR) untuk mendorong tumbuhnya hilirisasi industri produk pertanian dan
peningkatan nilai tambah (added value) komoditi. Selain memberi nilai
tambah, ekspor produk dalam bentuk olahan juga memberikan keuntungan
lain, yaitu tahan lama, kemudahan dalam pengemasan, menambah nilai
devisa negara, dan tentunya berdampak bagi kesejahteraan petani
manggis," ungkap Bamsoet.
Wakil
Ketua Umum SOKSI dan Wakil Ketua Umum DPP Golkar ini menjelaskan,
peluang Indonesia memperluas pasar ekspor manggis maupun buahan tropis
lainnya masih terbuka lebar. Tercermin dari aktivitas ekspor buah segar
yang terus dilakukan selama pandemi hingga saat ini. Per Juni 2020, BPS
mencatat pertumbuhan ekspor buah-buahan Indonesia mencapai 23.21 persen
dengan nilai mencapai USD 430.4 juta atau setara Rp 6.25 triliun.
Posting Komentar untuk "Ketua MPR Lepas Ekspor Buah Manggis ke Tiongkok"