Tempat Tempat Ziarah di Makkah Al Mukarramah (Bag 4)

Masjid Namirah
Ada dua tempat di Arafah yang memiliki nilai sejarah sangat penting, pertama Masjid Namirah, kedua Jabal Arafah. Di masjid ini atau di mana saja di Arafah jamaah haji dianjurkan untuk melakukan salat Zuhur dan Ashar dengan jama’ dan qashar dua rakaat dengan satu azan dan dua kali iqamah, sesuai dengan yang telah dilakukan Rasulullah SAW saat ia melakukan haji wada’ dan wukuf di Arafah. 

 

Masjid Namirah

Nabi salat Ashar dan Zuhur jama’ dan qashar. Kemudian di Arafah Nabi berkhutbah. Tempat di mana Rasulullah berkhuthbah dibangun sebuah masjid pada pertengahan abad kedua oleh penguasa Abbasiyah dan diberi nama Masjid Namirah. Dinamakan Namirah karena letaknya berdekatan dengan bukit kecil yang berada di sebelah barat masjid bernama Bukit Namirah.

Sebagian dari Masjid Namirah yang mengarah ke timur terletak di wadi ‘Uranah. Tempat ini tidak termasuk Arafah dan Rasulullah SAW melarang umat Islam wukuf di tempat itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW saat melakukan ibadah haji wada’:

”Aku berwukuf di sini dan Arafat seluruhnya tempat wukuf, kecuali wadi ’Uranah.” Jadi, Masjid Namirah yang terletak di dalam wadi ini tidak termasuk Arafah meski wadi ini sangat berdekatan dengan Arafah. Sementara bagian belakangnya telah masuk ke tanah Arafah. 

Masjid ini sekarang sangat luas, berukuran kurang lebih 8.000 meter persegi, memiliki 64 pintu masuk, enam menara, dan bisa memuat 350.000 orang untuk salat di dalamnya.

Masjid Namirah dikenal juga dengan julukan Masjid Ibrahim atau masjid Arafah. Setelah diperluas, masjid ini terbagi dua: sebelah depan masjid tidak termasuk Arafah dan sebelah belakang masjid termasuk bagian dari Arafah. 

Di bagian muka dan belakang Masjid Namirah terbentang papan penunjuk arah yang menuju ke Arafah dan arah yang bukan Arafah.

Masjid Ba’iah
Masjid al-Bai’ah terletak di Mina, tujuh kilometer dari Makkah, berjarak kurang lebih 300 meter dari Jamrah Aqabah. Masjid ini punya nilai penting dalam sejarah perkembangan Islam. 

 

Masjid Bai'ah

Di tempat ini Rasulullah SAW menerima bai’at 12 laki laki dari kabilah Aus dan Khazraj yang datang dari Madinah. Mereka bertemu dengan Rasulullah di Aqabah dan menggelar bai’at untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak mempersekutukan-Nya, menaati perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya. Bai’at ini dinamakan bai’at Al-Aqabah pertama terjadi pada tahun ke- 12 kenabian. 

Kemudian, di tempat yang sama pada tahun 13 kenabian, delegasi Yatsrib (Madinah) berjumlah 73 laki-laki dan dua perempuan datang kembali menemui Nabi SAW di Aqabah. Rasulullah SAW datang bersama pamannya, Abbas, menggelar bai’at kedua di Aqabah. 

Di sana terjadi kesepakatan untuk melindungi Rasulullah SAW jika berhijrah ke Madinah, memerangi orang yang memerangi mereka, dan berdamai dengan orang yang ingin berdamai dengan mereka. Rasulullah SAW meminta kepada delegasi Yatsrib agar memilih 12 orang diantara mereka berbaiat dengan semua klausul yang telah disepakati. Lalu dipilihlah sembilan orang dari kaum Khazraj dan tiga orang dari kaum Aus. Bai’at ini dinamakan Baiat Al-Aqobah kedua.

Untuk mengenang peristiwa bersejarah itu, di tempat yang penuh barakah ini telah dibangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Al-Bai’ah. Masjid kuno berukuran 400 meter persegi atau 17 x 29 meter dan tingginya sekitar tujuh meter, dengan dinding bagian belakang dua meter ini ditemukan sekitar tahun 2005. Sebelumnya, masjid yang terpendam ini hanya diketahui kalangan terbatas karena letaknya terpencil.

Tidak seperti masjid pada umumnya, masjid kuno berwarna krem ini dikelilingi pagar besi berwarna hitam. Para peziarah bisa melihat kondisi dari luar atau melongok sebagian ruangan dari jendelanya yang dibiarkan terbuka. #dari buku tuntunan manasik haji dan umrah ditjen phu kementerian agama.

Posting Komentar untuk "Tempat Tempat Ziarah di Makkah Al Mukarramah (Bag 4) "