Lewat Lagu, Komposer Turki Suarakan Penderitaan Warga Kashmir

Seorang komposer Turki, Turgay Evren, yang dikenal dengan sederet karyanya seperti Palestina berharap dapat menyuarakan penderitaan Kashmir lewat lagu baru yang dirilisnya pada Hari Solidaritas Kashmir.

ilustrasi - suasana kashmir. (foto file-anadolu agency)
Turgay Evren berhasil merilis lirik lagu, ‘I am Kashmir’, yang dia gubah untuk peringatan yang digelar setiap 5 Februari itu, ke repertoar karyanya.

Sederet lagu ada dalam repertoar itu, termasuk ‘The world is bigger than five’, ‘Don’t cry Jerusalem’ dan ‘Erdogan a tall man’.

Pada Juni 2020 lalu, Evren memperkenalkan lagu ‘Kashmir is my name’ dengan vokalis Della Miles lewat Twitter dan YouTube hingga dia banyak meneriman ucapan  ucapan terima kasih dan doa dari warga Kashmir.

“Lagu itu membuat banyak orang merasakan sakit yang dialami warga Kashmir yang diduduki India,” kata Evren, mencatat bahwa dia telah berhasil menyentuh hati jutaan orang.

“Pemerintah India menghapus status khusus Kashmir dan memberlakukan jam malam dengan mengirimkan lebih dari 800.000 tentara. Epidemi global telah memperpanjang masa isolasi. Sementara itu, keadaan menjadi lebih buruk bagi orang-orang di Kashmir, dari segala sisi,” tambah dia.

Selepas kejadian ini, Evren mengatakan dia belajar banyak tentang masalah yang dihadapi warga Kashmir  untuk kemudian menulis lagu demi menggugah kesadaran warga di seluruh dunia.

Dia juga menggubah ‘Permanent spring’ (Daimi Bahar) ke bahasa Turki, Urdu dan Kashmir untuk menghormati Hari Martir Kashmir 13 Juli, serta percobaan kudeta 15 Juli 2016 di Ottoman.

“Lagu lainnya, ‘We will never betray’, juga ke bahasa Arab yang dipersembahkan untuk Palestina dan Kashmir. Kedua lagu tersebut menjangkau ratusan, ribuan orang di seluruh dunia. Saya senang ketiga lagu yang kami rilis dibagikan dan dihargai oleh presiden Pakistan, Arif Alvi,” kata Evren.

“Saya tahu banyak tentang Kashmir sekarang. Senjata dan anak-anak muda yang buta, setengah janda yang tidak mendengar kabar dari suami dan istri mereka selama beberapa dekade, konflik yang merenggut nyawa orang yang tidak bersalah.

“Saya terinspirasi untuk, sekali lagi, menunjukkan penderitaan saudara perempuan dan laki-laki Kashmir dengan lirik saya. Itu tugas saya sebagai manusia dan saudara dari Turki,” tambah dia.

Evren juga mengucapkan terima kasih kepada musisi Ali Tolga Demirtas yang berbasis di Los Angeles, yang berkolaborasi dengannya dalam ‘I am Kashmir’.

Menurut dia, Demirtas adalah “pahlawan di balik semua lagu kemanusiaan saya dan arsitek kesuksesan kami di industri musik.”

“Muhammed Ekrem Kahraman, musisi yang besar di Swiss, juga memberikan suaranya untuk lagu yang indah ini. Lagu-lagu yang saya tulis sebelumnya dinyanyikan oleh Ekrem dan diputar di program internasionalnya sendiri. Dia menyanyikan lagu ini tidak hanya dengan suaranya, tapi juga dengan hatinya.”

Lagu ini telah diakses lebih dari 108.000 kali di Twitter, dan telah di-retweet oleh beberapa akun resmi di Pakistan.

- Sengketa Kashmir

Kashmir, wilayah Himalaya dengan mayoritas Muslim, terbagi dalam kekuasaan India dan Pakistan, dan keduanya mengklaim secara penuh. Sepotong kecil Kashmir juga dikuasai oleh China.

Sejak wilayah itu terbagi pada 1947, kedua negara telah tiga kali berperang—pada 1948, 1965, dan 1971— dua di antaranya memperebutkan Kashmir.

Sejumlah kelompok Kashmir, di Jammu dan Kashmir yang dikuasai India, berperang melawan pemerintahan India untuk merdeka, atau penyatuan dengan negara tetangga Pakistan.

Menurut sejumlah organisasi hak asasi manusia, ribuan orang dilaporkan tewas dalam konflik di wilayah itu sejak 1989. ##ditulis oleh merve berker

https://www.aa.com.tr/id/dunia/komposer-turki-suarakan-penderitaan-warga-kashmir/2136440

Posting Komentar untuk "Lewat Lagu, Komposer Turki Suarakan Penderitaan Warga Kashmir"