Sekjen: Kemenag Terus Tingkatkan Pelayanan Kepada Jamaah Haji

Kemenag memandang, melayani jamaah haji adalah kemuliaan. Oleh karena itu, Kemenag terus berusaha meningkatkan pelayanan kepada tamu-tamu Allah, termasuk peningkatan layanan asrama haji.

peresmian asrama haji transit maluku. foto humas kemenag
Demikian disampaikan Sekjen Kemenag Prof Nizar Ali  saat meresmikan gedung Muzdalifah Asrama Haji Transit Maluku, yang dikemas dengan Silaturahmi Tokoh Lintas Agama se Provinsi Maluku, di Ambon, Ahad (7/2/2021).

Dengan diresmikannya gedung Muzdalifah, maka sarana prasarana layanan Asrama Haji Transit Provinsi Maluku kini makin lengkap. Bangunan seluas 8.500 M2 ini berdiri di atas tanah luas 17.695 M2. 

Gedung Muzdalifah memiliki kapasitas daya tampung sebanyak 650 jemaah, terdiri dari 114 kamar. Gedung tersebut diresmikan hari Ahad (7/2/2021) oleh Sekjen Kemenag Nizar Ali.

Menurut Nizar Ali, asrama haji di berbagai provinsi bisa digunakan oleh semua umat. “Silahkan gunakan gedung asrama haji ini untuk berbagai kegiatan (red: di luar kegiatan ibadah) bagi semua masyarakat dan agama,” kata Nizar Ali

Mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Nizar menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung berdirinya asrama haji Ambon, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku.

Saat ini asrama haji sudah ada di 34 Provinsi. Sebanyak 13 di antaranya, merupakan asrama haji embarkasi. Sedang lima asrama haji berstatus sebagai embarkasi antara, dan sisanya asrama haji transit.

Nizar menilai keberadaan asrama haji sangat penting bagi jamaah Indonesia. Selain karena jumlahnya terbesar di dunia, kondisi geografis Indonesia yang sangat luas membutuhkan tempat yang nyaman untuk transit menyelesaikan berbagai hal sebelum berangkat ke tanah suci. 

"Jemaah haji Indonesia tersebar di hampir 500 kabupaten/kota dengan jarak terjauh dari Ibu kota provinsi 1.400 KM (terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah) dan jarak tempuh terlama 60 jam (terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah)," ungkap Nizar dalam keteranganya dilansir Humas Kemenag. 

Belum lagi alat transportasi yang digunakan masih banyak yang tradisional. Di Kalimantan Tengah misalnya, ia sebutkan, masih ada jemaah haji yang mengunakan perahu klotok untuk sampai ke ibukota provinsi. Di Papua, ada jemaah haji yang harus menumpang kapal laut untuk berlayar ke ibu kota provinsi, sementara kapal tersebut tidak berlayar setiap hari, belum lagi jika ombak tinggi.

“Dengan adanya asrama haji, maka jemaah dapat menghemat energi, beristirahat sejenak sambil menyelesaikan semua hal yang berkaitan dengan keberangkatan, sehingga ketika berangkat ke tanah suci, fisik jemaah bisa terjaga dengan baik,” kata Nizar Ali.

Nizar menambahkan bahwa di negara lain tidak ada asrama yang khusus diperuntukkan untuk jemaah haji sebelum keberangkatan. Dulu pernah ada Madinatul Hujjaj di Jeddah Arab Saudi, tapi asrama tersebut diperuntukkan untuk jemaah haji menjelang kepulangan ke tanah air. 

Sekarang, jemaah haji Indonesia sudah tidak lagi transit ke Madinatul Hujjaj. Oleh karena itu, adanya asrama haji ini patut disyukuri dengan cara memanfaatkan dan merawatnya dengan baik sehingga jemaah haji merasa nyaman menjelang keberangkatannya ke tanah suci.

Selain meresmikan Asrama Haji Antara Maluku, Sekjen Nizar Ali juga menandatangani prasasti gedung asrama siswa terpadu MAN 2 Seram Bagian Timur, gedung balai nikah dan manasik haji kartor urusan agama Kecamatan Alamatu, Gedung Kanwil Kemenag Provinsi Maluku. Hadir mendampingi, Kakanwil Kemenag Maluku Jamaludin Bugis. (kmg|ulul|alfa).

Posting Komentar untuk "Sekjen: Kemenag Terus Tingkatkan Pelayanan Kepada Jamaah Haji "