Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengulik kisah hidup Imam Shamsi Ali, Imam di Islamic Center of New York, Amerika Serikat, sekaligus Direktur Jamaica Muslim Center. Lahir di Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan, 5 Oktober 1967, Imam Shamsi Ali kini dipercaya sebagai Presiden Nusantara Foundation yang menaungi pendirian Pondok Pesantren pertama Indonesia di Amerika Serikat yang diberi nama Pesantren Nur Inka Nusantara Madani, terletak di Connecticut, Amerika Serikat.
imam shamsi ali (kiri) dialg bersama bamsoet |
"Beliau
merupakan tokoh muslim Indonesia di New York City, Amerika Serikat yang
sangat berpengaruh, sebagaimana dilansir oleh New York Magazine 2006.
Ia juga dianugerahi sebagai salah satu penerima The 2009 Ellis Island
Medal of Honor Award. Pengakuan tertinggi yang diberikan kepada imigran
dengan kontribusi luar biasa kepada masyarakat Amerika dan dunia," ujar
Bamsoet dalam Podcast 'Ngobras sampai Ngompol', (Ngobrol Asyik sampai
Ngomong Politik) untuk konten YouTube Bamsoet Channel, bersama Imam
Shamsi Ali, di Jakarta, Kamis (4/3/2021).
Ketua
DPR RI ke-20 ini menjelaskan, saat tragedi 9/11 tahun 2001, Imam Shamsi
Ali termasuk salah satu dari dua tokoh Muslim di Amerika Serikat yang
diundang khusus menemani Presiden Amerika Serikat George W. Bush
mengunjungi Ground Zero, tempat runtuhnya gedung World Trade Center
(WTC). Ia juga mewakili komunitas Muslim dalam pertemuan pimpinan agama
se-New York City dalam merespons tragedi 9/11 dua hari setelah serangan
teroris tersebut.
"Tak
heran jika sepanjang tahun 2009 hingga 2014, oleh Universitas Georgetown
USA bekerjasama dengan Studi Islam Royal Center Strategis di Yordania,
Imam Shamsi Ali dipilih sebagai salah satu dari 500 muslim paling
berpengaruh di dunia," jelas Bamsoet.
Dewan
Pakar KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) ini juga
mengapresiasi kiprah Imam Shamsi Ali memperkuat dialog antar agama. Dari
daratan Amerika di sebelah utara hingga selatan, Eropa, Afrika dan Asia
telah dirambahnya melalui pelbagai forum ilmiah dan acara keagamaan. Ia
membangun hubungan harmonis antar agama.
Atas
perannya tersebut, pada tahun 2008, dirinya diangkat sebagai 'Duta
Perdamaian' oleh Federasi Internasional Agama dari Interfaith Institute
of Islamic Center of Long Island (ICLI). Penghargaan serupa juga datang
dari Turkish Cultural Center Friendship Award (2014) dan Council New
York City (2017).
"Imam
Shamsi Ali hingga saat ini diangkat sebagai liaison (penghubung),
instructor (pengajar) dan advisory board (dewan penasihat) Kepolisian
New York (NYPD), Amerika Serikat. Selain juga aktif memberikan ceramah
agama bagi polisi beragama Islam, menjadi penghubung dalam pembinaan
antar kepolisian dan umat Islam. Disamping memberi nasihat dan saran
dalam pengambilan keputusan strategis pada instansi kepolisian NYPD,
USA, serta memiliki akses dan jaringan pada lembaga badan dunia
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkedudukan di New York, USA,"
terang Bamsoet.
Kepala
Badan Bela Negara FKPPI ini mengungkapkan, Imam Shamsi Ali juga termasuk
tokoh yang mengambil inisiatif menggalang pemuka agama lainnya seperti
Yahudi, Kristen, Katolik, Ortodoks, Hindu, Sinkh dan lain lain melawan
diskriminasi berdasarkan agama dan warna kulit yang jamak terjadi di
Amerika Serikat. Saat peristiwa 9/11, para pemuka agama menggalang
persatuan dan melawan stigmatisasi Islam sebagai teroris melalui
demonstrasi bertema 'Prayer for America' di Yankee Stadium.
"Aksi
tersebut melibatkan semua pemuka agama seperti Kardinal Edward Egan,
Uskup Agung New York Rabbi Marc Gellman, Presiden Dewan Rabbi New York
Pendeta Calvin Butts, Presiden Dewan Gereja Kota New York dan lain-lain
termasuk para pesohor lainnya yakni Oprah Winfrey, aktor James Earl
Jones dan lainnya," pungkas Bamsoet. (rls|alfa).
Posting Komentar untuk "Bamsoet Bahas Kiprah Imam Shamsi Ali di Dunia Internasional"