Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memandang sampai saat ini masih terdapat masalah patogenik besar terkait ideologi negara. Pertama, kelemahan dalam merawat dan mentransformasikan ideologi kebangsaan dari rumusan ideal abstrak menjadi praktik kolektif kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Kedua, kelemahan mencegah infiltrasi narasi dan gerakan kontra ideologi negara dalam berbagai aspek.
foto humas mpr |
Ketua DPR RI
ke-20 ini menjelaskan, ancaman tersebut semakin nyata dengan adanya bom
bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar. Ditambah
penyerangan di Markas Besar Polri oleh perempuan bersenjata. Polri
bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus terus
mengungkap jaringan terorisme, serta mendalami pihak-pihak yang menjadi
pemasok bahan perakit bom, senjata maupun aliran dana dari pihak yang
menjadi sponsor terorisme.
"Polri
bersama BNPT dan Badan Intelijen Negara juga harus bekerja sama
melakukan upaya preventif dalam mencegah aksi terorisme maupun
radikalisme dengan mengedepankan aspek pencegahan dini," jelas Bamsoet dalam keterangan tertulisnya.
Kepala
Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan, sesuai mandat Undang-Undang
tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, maka MPR RI secara nyata terus
mengambil peran sebagai lembaga pengawal ideologi bangsa. Salah satunya
dengan melaksanakan Sosisalisasi Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Sosialisasi
Empat Pilar MPR harus dilakukan secara sungguh-sungguh oleh seluruh
anggota MPR RI. Bukan sekadar formalitas bertemu konstituen di daerah
pemilihan, tetapi juga dapat menyasar kelompok masyarakat yang rawan
dimasuki oleh paham radikal," tandas Bamsoet.
Wakil
Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, sekecil apa pun tantangan
yang dihadapi dalam merawat kemajemukan, haruslah diatasi secara sungguh
sungguh. Intoleransi sebagai cikal bakal munculnya radikalisme dan
berujung pada aksi terorisme bukan persoalan siapa pelaku, kelompok, dan
jaringannya.
"Namun
lebih dari itu, ia memiliki akar keyakinan, doktrin, dan ideologi yang
dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat. Tumbuh suburnya sikap intoleran
tergantung di lahan mana ia tumbuh dan berkembang. Jika hidup di tanah
gersang, maka sikap intoleran sulit menemukan tempatnya. Sebaliknya,
jika hidup di lahan yang subur maka akan cepat berkembang," terang
Bamsoet.
Mantan Ketua
Komisi III DPR RI Bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini mengajak seluruh
anggota MPR RI terus menggali metode sosialisasi empat konsensus dasar
secara tepat. Mengingat Pancasila sebagai sistem nilai bukan sekadar
bahan untuk dihafal atau dimengerti saja. Melainkan perlu diterima dan
dihayati, dipraktikan sebagai kebiasaan.
Posting Komentar untuk "Bamsoet Ajak Semua Anggota MPR RI Aktif Tangkal Terorisme dan Radikalisme"