Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bintan Kepri menggelar praktik memandikan dan mengkanfani jenazah, Jum'at pekan lalu (23/4/2021). Praktik ini adalah tindak lanjut dari teori fardhu kifayah jenazah yang telah diberikan pada dua Jumat lalu disampaikan oleh Ustaz Ali Asir Nasution.
Foto Kemenag Bintan |
“Fardhu kifayah
jenazah ini merupakan tanggung jawab bersama yang dapat digugurkan oleh
satu atau beberapa orang yang melaksanakannya. Pekerjaan dan tugas
sosial yang dilaksanakan di luar jam kerja insyaallah menjadi
amal jariyah kita. Ilmu dapat dicari. Semoga pada bulan Ramadan 1442 H
ini kita dapat menimba ilmu dengan baik, karena tidaklah berkumpul suatu
kaum dalam majelis ilmu kecuali dengan turunnya malaikat (pembawa
rahmat),” katanya.
Kemudian
memandikan dan mengkafani jenazah dipimpin oleh Wariyat, Staf Seksi Bimas
Islam. Pada saat itu yang dipraktikkan adalah memandikan
dan mengkafankan jenazah laki-laki.
Ia mengingatkan kepada hadirin
ketika hendak memandikan jenazah, terlebih dahulu kain kafan sudah
disusun seusai urutan pemakaian agar setelah dimandikan jenazah dapat
langsung dikafankan. Berikut urut-urutannya seperti dilansir website Kemenag Kepri.
Pertama, menggunting sebagian kecil kain untuk dijadikan tali
sebanyak 5 buah. 5 tali dari kain kafan ini nantinya digunakan untuk
mengikat jenazah ketika sudah dibalut kain kafan.
Kedua,
dikarenakan saat itu yang dipraktikkan adalah jenazah laki-laki
sehingga kain kafan yang disediakan untuk membalut tubuh jenazah terdiri
dari 3 lembar, (jenazah perempuan 5 lembar kain). Panjang 3 lembar kain
kafan dilebihkan 2 kepal tangan di atas kepala dan di bawah kaki untuk
memudahkan mengikat jenazah dengan simpul tidak diikat mati.
Tiga
lembar kain kafan disusun dengan posisi 1 lembar kain berada di tengah
bagian terbawah dan 2 lembar kain diletakkan di sisi kanan dan kiri di
atas kain terbawah. menyerongkan posisi 2 kain di tubuh bagian bawah
karena biasanya lebih besar daripada tubuh bagian atas. Sebelumnya,
letakkan 5 tali dari kain yang sudah dikoyakkan ke lapisan paling
bawah/luar dari 3 lapis kain yang membalut jenazah dengan posisi di
pergelangan kaki, lutut, paha, perut, dan dada.
Ketiga, cara memotong kain untuk celana, sarung, baju, dan
penutup kepala (sorban bagi jenazah laki-laki/kerudung bagi jenazah
perempuan. Kemudian meletakkan ketiga kain tersebut diatas 3 lembar
kain kafan yang melapis tubuh. Jika diperlukan,
dapat menaruh kapas terlebih dahulu pada bagian celana/kelamin untuk
menghindari jika ada kebocoran kotoran setelah dimandikan. Setelah itu,
kain dilipat dengan seksama sebelum digunakan dan jenazah dimandikan.
“Tradisi
masyarakat kita ada yang menumbuk kapur barus dicampur daun pandan lalu
ditebarkan sedikit diatas kain kafan yang sudah disusun dan siap
digunakan. Ini tidak wajib namun boleh dilakukan,” urai Wariyat.
Keempat,
masuk tahap memandikan jenazah. Petugas memandikan jenzah memperlakukan jenazah dengan lembut pada proses pemandian ini.
Tahap ini dimulai dengan mencuci kedua tangan lalu menyucikan jenazah
dengan wudhu. Lalu mengistinjakkan jenazah dengan cara sedikit
mengangkat bagian punggung dan kepala jenazah sembari mengurut perutnya
ke bawah. Setelah dicuci bagian kelaminnya, kemudian jenazah dibasuh 3
kali mulai dari kepala, lalu tubuh bagian kanan dan disusul tubuh bagian
kiri.
“Pastikan
semua tubuh terkena air. Untuk menjaga martabat jenazah, tutup tubuh
jenazah dengan kain yang tembus air, dan melarang orang yang tidak
terlibat menyaksikan proses pemandiannya. Setelah itu, bagian ujung
mata, telinga, dan kuku dapat dibersihkan dengan cotton bud,” serunya.
Kelima,
setelah dimandikan, jenazah dikeringkan dengan handuk dan ditutup
dengan kain/jarit kering untuk kemudian dibawa dengan hati-hati ke atas
kain kafan yang telah tersusun tadi. Wariyat mengingatkan agar menutupi
alat kelamin jenazah terlebih dahulu dengan celana yang terbuat dari
kain kafan dengan membuka sedikit demi sedikit kain jarik yang menutupi
tubuhnya.
“Setelah
menutupi alat kelamin dengan lapisan kapas, lalu tubuh jenazah lainnya
ditutupi dengan kapas, ini tidak wajib, tetapi jika tersedia dapat
diberikan. Setelah tertutup dengan kapas, kemudian diikuti dengan
balutan sarung kain kafan, baju kain kafan, 2 lembar kain kafan yang
membungkus tubuh jenazah, dan diakhiri dengan menutupkan kain kafan
terluar ke tubuh jenazah. Terakhir, mengikatkan 5 tali kain kafan yang
telah disiapkan tadi,” jelasnya.
Keenam,
setelah tubuh jenazah tertutupi kain kafan sepenuhnya, bagian kepala
jenazah ditutupi dengan kain kafan yang membentuk sorban. Sebelum
menutup bagian muka seutuhnya, para keluarga biasanya diberikan
kesempatan melihat wajah jenazah untuk terakhir kali.
Hadirin
mengikuti praktik dengan penuh perhatian. Pada saat itu turut berlangsung tanya
jawab dari para peserta dan narasumber. Di akhir kegiatan, Kasi Bimas
Islam, Hasbi, berharap praktik tersebut dapat sedikit memberi pencerahan
kepada pegawai Kantor Kemenag Bintan tentang cara memandikan dan
mengkafankan jenazah.
Posting Komentar untuk "Kemenag Bintan Gelar Tata Cara Memandikan dan Mengkafani Jenazah "