Tentara Taliban (Foto Ali Latifi/Al Jazeera)
Sebuah “keberhasilan luar biasa” – itulah yang disebut Presiden Joe Biden sebagai akhir dari perang terpanjang Amerika Serikat di Afghanistan.
Selama pidato di negaranya, Biden membela keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Dia telah menghadapi kritik atas kekacauan beberapa minggu terakhir, karena Afghanistan dengan cepat jatuh ke tangan Taliban.
Tetapi Biden juga menyalahkan pasukan Afghanistan yang dengan cepat dikalahkan oleh Taliban. Apakah AS mengetahui akan ada bencana yang datang dengan penarikan pasukannya? Dan bisakah ini merusak citranya di panggung dunia?
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia
memuji pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa upaya
negaranya di Afghanistan salah arah dan Washington sekarang perlu
menahan diri untuk tidak mengulangi intervensi asing berskala besar
seperti itu.
Menlu Rusia Sergey Lavrov
mengatakan tampaknya ada kepercayaan baru yang ditemukan di ibu kota
Barat bahwa upaya membentuk kembali negara asing menurut citra mereka
sendiri dengan operasi militer terbuka pasti akan gagal.
Dalam
pidato awal pekan ini setelah penarikan AS dari Kabul, Biden mengatakan
"Ketika kita membuka halaman tentang kebijakan luar negeri yang telah
membimbing bangsa kita selama dua dekade terakhir, kita harus belajar
dari kesalahan kita."
"Keputusan tentang Afghanistan ini bukan hanya tentang Afghanistan. Ini
tentang mengakhiri era operasi militer besar untuk membentuk kembali
negara-negara lain," papar presiden Amerika itu.
"Kami menyambut baik pernyataan seperti itu," ujar Lavrov.
"Kami
telah lama meminta pelajaran untuk dipetik dari petualangan yang
dialami rekan-rekan Barat kami dalam beberapa dekade terakhir. Saya
harap pernyataan ini mencerminkan kesimpulan yang diperoleh dengan susah
payah, dan bahwa planet kita akan sedikit lebih tenang di masa depan,"
tutur dia. (sindo|aljazeera)
Posting Komentar untuk "Apakah AS Mau Mengakui Kekalahan di Afghanistan? "