Pengalaman Dua Remaja NTB Belajar di Negeri Yaman

Arsega (kiri) dan Syarif (kanan) di  Pesantren Darul Musthofa Yaman (Foto Kemenag NTB)
Syarif Hidayat dan Arsega Siarul Islam merupakan dua remaja mantan aktivis Remaja Mushalla (Remush) An-Nur MAN 2 Mataram.  Remush adalah satu diantara 28 ekstrakurikuler yang ada di MAN 2 Mataram. 

Keseharian mereka selain belajar juga kerap berdiskusi tentang agama bersama teman-temannya. Pribadi keduanya hampir seirama, tak heran jika jalinan persahabatan serasa saudara kandung makin erat terjalin sampai bangku kuliah. Kini mereka tengah menimba ilmu di Yaman. Negeri tenteram itu merupakan Negeri para Waliullah. Negeri tempat bermukimnya keturunan Rasululah.

Tidak mudah untuk mengambil keputusan kuliah ke Yaman. Mereka awalnya hanya melontarkan candaan mau kuliah di sana. Sama sekali tidak pernah terbersit jika Yaman menjadi destinasi studi ilmu selanjutnya. Bagaimana tidak, latar belakang jurusan mereka saja sepertinya berseberangan ketika Aliyah. Ega jurusan Ilmu Sosial, sementara Syarif dari jurusan IPA. Jauh sekali dari ekspektasi studi lanjut mereka. Apalagi modal Pendidikan Agama dan penguasaan Bahasa Arab yang minim, membuat kedua alumni ini semakin tidak percaya diri.

Namun, seringnya berdiskusi dan cerita mengasyikkan tentang Yaman dari Ustaz Zulaefi AMZ, Lc. lama-kelamaan ada rasa keterpautan dan ketertarikan mereka untuk kuliah di sana, negeri yang selalu menghidupkan Sunnah Rasululah setiap harinya.

Ustaz Zulaefi merupakan alumni Yaman sekaligus alumni MAN 2 Mataram dari jurusan IPA. Menilik latar belakang ustaz mereka yang punya latar belakang sama, hati mereka mantap untuk memutuskan Yaman sebagai tempat menimba ilmu. Mereka berpikir, siapa pun bisa mengaji dan menuntut ilmu disana, asalkan istiqomah dan memiliki keinginan yang kuat.

“Darul Musthofa adalah tujuan kami. Untuk bisa diterima kesana pun harus jatuh bangun mempersiapkan diri, belum lagi banyak tugas sekolah (madrasah) dan kegiatan lainnya plus dihantam badai pandemi, lengkaplah penderitaan kami selama masa persiapan. Hampir satu tahun kami mempersiapkan diri, baik fisik maupun psikis," kata Ega.

Duet maut mereka kini membuahkan hasil. Setelah satu tahun penantian, tak disangka Habib Umar pemilik Darul Musthofa Yaman datang ke Lombok. Kebetulan sang Habib sempat menyambangi sebuah Pondok Pesantren di Sekarbela beberapa waktu lalu. Di sanalah mereka diperkenalkan oleh ustaz Zulaefi dan menceritakan kepada sang Habib tentang keinginan kuat mereka untuk belajar di Yaman. Habib sangat mengapresiasi dan menyatakan kesanggupan untuk membawa mereka langsung menuju Yaman.

”Dengan mengucap syukur alhamdulilah berkali-kali, kami sangat tersanjung dengan ajakan sang Habib, lalu berangkatlah kami menuju Yaman, negeri para Waliullah yang selalu membuat kami merasa takjub dan mengharu-biru. Sungguh ini serasa mimpi ,"ujar Syarif.

Darul Musthofa merupakan tujuan mereka. Di bawah pimpinan Sayyidil Habib Umar bin Hafiz. Pesantren ini terletak di Kota Tarim, Hadramaut, 30 km sebelah timur laut Kota Seiwun. Pesantren ini merupakan sebuah bukti benteng Islam Ahlussunah Wal Jamaa’h dengan Mazhab Syafi’i. Darul Musthofa merupakan pesantren multikultural karena diisi oleh santri dari berbagai belahan dunia.

Menilik sejarahnya, Yaman adalah sebuah negara di Jazirah Arab di Asia Barat Daya yang merupakan bagian dari Timur Tengah. Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan, Teluk Aden dan Laut Merah di sebelah barat, Oman di sebelah timur dan Arab Saudi di sebelah utara.

Negara yang memperdagangkan mocca, dupa, kemenyan, rempah-rempah, dan minyak mentah ini merupakan syurga bagi penyuka ‘selfie’ (baca; swafoto). Beberapa destinasi eksotik dan memiliki nilai sejarah yang tinggi semisal Old City of Sana, Bab al-Yemen, Dar al-Hajar, al-Saleh Mosque, Socatra Island, Sira Castle, Diksam Plateu, tentu tak luput dari jepretan mereka. 

Syarif dan Ega mengaku senang dan nyaman nyantri di Darul Musthofa. Mereka  berharap do’a-do’a mulia dari guru, keluarga, sahabat, kerabat dan handai taulan atas kesuksesan studi mereka. Keduanya pun senantiasa mendo’akan guru dan orang tua dalam setiap kesempatan untuk kesehatan dan keberkahan hidup orang-orang yang dicintai. 

Sumber: https://ntb.kemenag.go.id/baca/1606878300/nyaman-di-yaman-awalnya-bercanda-lama-lama-jadi-cinta

Posting Komentar untuk "Pengalaman Dua Remaja NTB Belajar di Negeri Yaman"