Dr. Abdullah Al-Rabeeah, supervisor jenderal Pusat Bantuan dan Pertolongan Kemanusiaan Raja Salman (KSrelief), mengungkapkan kesediannya Kerajaan Arab Saudi untuk membantu krisi yang terjadi di Yaman dengan membantu 430 dollas US.
 |
| anak-anak yaman jadi korban perang saudara (arabnews) |
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi virtual yang diselenggarakan bersama Swedia dan Swiss.
“Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa Kerajaan Arab Saudi telah menjanjikan $ 430 juta untuk mendukung Rencana Tanggap Kemanusiaan Yaman 2021, yang akan dilaksanakan melalui badan-badan PBB, organisasi internasional, dan organisasi lokal. dan LSM regional,” tegas Al-Rabeeah seperti dikutip Arab News.
Dia mengatakan Saudi telah memberikan dukungan dan bantuan kepada jutaan orang yang membutuhkan dan memiliki tujuan yang sama untuk mengurangi efek krisis kemanusiaan.
Ia menambahkan, Arab Saudi termasuk negara donor teratas dalam memberikan bantuan kemanusiaan secara regional dan internasional, khususnya di Yaman.
"Kami bertemu hari ini di tengah krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung yang telah dihadapi Yaman, bersama dengan semua tantangan ekonomi, kesehatan dan politik tambahan yang telah diciptakan oleh pandemi COVID-19 di sana," katanya lagi.
Al-Rabeeah mengatakan milisi Houthi yang didukung Iran telah menyebabkan eskalasi besar terjadinya krisis dengan serangan baru-baru ini di Gubernuran Marib, yang merupakan tempat berlindung yang aman bagi para pengungsi internal.
"Milisi Houthi juga meningkatkan tindakan teroris mereka yang mengancam negara-negara tetangga," kata Al-Rabeeah.
Dia merujuk pada peningkatan serangan lintas batas yang menargetkan wilayah sipil di Arab Saudi.
“Ini membutuhkan tindakan yang tegas dan tegas dari dunia internasional untuk melindungi rakyat Yaman dan untuk mencapai solusi berkelanjutan yang mencapai keamanan, stabilitas dan pembangunan untuk Yaman, dan pada akhirnya untuk kawasan dan dunia,” kata Al-Rabeeah menegaskan.
Dalam konferensi virtual tersebut terkumpul bantuan sebesar $ 1,7 miliar sementara PBB membutuhkan dana sebesar $ 3,85 miliar.
Sementara itu, warga Yaman dan badan amal telah mendesak pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan kembali pemotongan yang dilaporkan hingga 50 persen dari dukungannya untuk upaya kemanusiaan di negara yang dilanda perang itu.
Permohonan itu datang saat PBB ingin mengumpulkan sekitar $ 3,85 miliar dari lebih dari 100 pemerintah dan donor pada konferensi virtual besar pada hari Senin untuk mencegah kelaparan yang semakin meningkat di Yaman.
Pemerintah Inggris telah mengisyaratkan bahwa mereka diperkirakan akan memangkas anggaran bantuan internasionalnya karena negara itu menghadapi resesi terbesar yang pernah ada di tengah pandemi virus korona.
Mantan Menteri Pembangunan Internasional Andrew Mitchell mengatakan kepada BBC pada hari Senin bahwa pemotongan bantuan ke Yaman akan memberi dampak "sangat serius," dan akan menyebabkan "proses yang lambat, menyakitkan dan tidak senonoh dari kelaparan sampai mati" bagi jutaan orang.
Seorang pekerja bantuan Yaman mengatakan kepada surat kabar The Guardian, “Sulit untuk menggambarkan betapa memilukannya situasi di Yaman saat ini… Anak-anak sekarat setiap hari di sini."
Perang saudara negara itu dimulai pada tahun 2014 ketika milisi Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota, menyebabkan pemerintah yang diakui secara internasional melarikan diri ke negara tetangga Arab Saudi.
Sekretaris Jenderal Dewan Kerjasama Teluk (GCC) Dr. Nayef Al-Hajraf, menegaskan posisi GCC dalam mendukung Yaman dan rakyatnya di bawah pemerintahan yang sah, untuk menghadapi milisi teroris Houthi yang didukung Iran, khususnya, aksi kemanusiaan dan pemberian bantuan.
Dia memuji upaya yang dilakukan oleh negara-negara anggota GCC, karena mereka berada di garis depan negara-negara dunia dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke Yaman, dengan total $ 28 miliar sejak 2006, kata kantor berita Saudi Press Agency. (arabnews|saudigazette|azka).
Akibat perang saudara di Yaman anak anak jd korban kelaparan menimpa mereka
BalasHapusOm Roni, kebumen